Nusa Dua – Dorab Mistry, analis dari Godrej International Ltd, memrediksi harga minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) berada di kisaran US$735 hingga US$800 per ton pada 2018.
Dorab bilang, harga CPO bahkan bisa lebih tinggi lagi, dengan syarat produksi minyak nabati di Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa mengalami penurunan. “Bahkan bisa naik sampai US$850 kalau produksi minyak nabati lain (kedelai, bunga matahari, rapeseed) mengalami gangguan,” kata Dorab dalam paparan di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2017 di Bali Nusa Dua Convention Centter (BNDCC), Bali, Jumat (3/11.2017).
Sementara Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bilang, harga CPO pada 2018 cenderung belum bisa stabil dan turun. Estimasinya berada di kisaran US$710 hingga US$720 per ton di bursa Rotterdam.
Menurut Dorab, produksi CPO Indonesia akan mencapai antara 36.5 juta ton hingga 37 juta ton. Sementara Malaysia sekitar 19.97 juta ton. Khusus perkembangan biodiesel, kebijakan B-20 yang dikembangkan pemerintah Indonesia, dinilai sangat memengaruhi pasar. “Karena itu, 2 juta ton CPO terserap oleh pasar,” paparnya.
Dia menyinggung kemungkinan kebijakan biodesel Uni Eropa dan Amerika Serikat bakal memengaruhi penyerapan CPO asal Indonesia. Selain itu, kebijakan tarif impor India bakal memberikan dampak kepada ekspor CPO Indonesia.
Secara umum, faktor yang akan berpengaruh adalah harga minyak pada ekspektasi US$45-US$60 untuk brent. Selain, The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memperketat suku bunga, cenderung menaikkan suku bunga. Di mana, US$ akan menguat terhadap mata uang lain seperti Brazil, Argentina dan India.
Sumber: http://m.inilah.com/news/detail/2415851/inilah-prediksi-harga-cpo-tahun-depan