Tabloid Kontan | 12 – 18 Februari 2018
Tahun lalu, PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan kinerja positif. Manajemen emiten dengan kode saham AALI ini pun optimis prospek bisnis kelapa sawit bakal semakin baik pada tahun ini.
Produksi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mencapai 1,63 juta ton sepanjang 2017. Di 2016, produksi CPO AALI sebesar 1,54 jta ton. Produksi tandan buah segar (TBS), dari perkebunan inti dan plasma, juga meningkat menjadi 5,23 juta ton, dari sebelumnya 4,87 juta ton.
Tofan Mahdi, Vice President Communications AALI, mengatakan perusahaannya akan fokus pada peningkatan kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit. Perusahaan yang berdiri sejak 1988 itu akan menambah satu lagi pabrik kelapa sawit.
Pabrik baru di Kalimantan Selatan tersebut memiliki kapasitas produksi 45 ton per jam dan bisa ditingkatkan menjadi 60 ton per jam. Menurut Tofan, pembangunan pabrik anyar ini ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan pada 2019 nanti.
Saat ini, dari total lahan kelapa sawit yang tertanam seluas 297.000 ha, AALI memiliki sekitar 30.000 ha yang belum menghasilkan. Sebanyak 34,9% dari total tanaman kelapa sawit mereka berusia 21 tahun – 25 tahun. Sedangkan sebanyak 26,8% baru berusia tujuh tahun hingga 10 tahun. Tofan bilang, AALI kaan terus menggelar penanaman kembali alias replanting pada beberapa kebun inti untuk menjaga produktivitas.
Di antara emiten CPO lain, Analis Bahana Sekuritas Gregorius Gary menyebutkan AALI memiliki kebun sawit paling luas. Namun, rata-rata usia tanaman sawit AALI sudah cukup tua., sekitar 15 tahun. Sehingga, meski menggelar replanting , penambahan volume produksi sedikit sulit tanpa ada penambahan lain.
Gregorius memperkirakan, volume TBS AALI tahun ini bisa mencapai 5,1 juta ton, dengan volume produksi CPO 1,6 juta ton. Sementara tingkat produktivitas atau yield-nya 18%.
Joni Wintarja, Analis NH Korindo Sekuritas, memproyeksikan, beban bunga AALI tahun ini berpotensi meningkat pasca perubahan struktur pinjaman. Memang, kenaikan beban bunga ini tidak akan mempengaruhi kinerja secara signifikan karena hanya berkontribusi 7% terhadap laba sebelum pajak.
Meski begitu, Joni memperkirakan, margin laba bersih AALI tahun ini kembali turun menjadi 11,1%. Hitungan dia, pendapatan perusahaan itu pada tahun ini Rp 17,7 triliun, dengan laba bersih Rp 1,95 triliun. Gregorius memperkirakan, pendapatan laba bersih AALI tahun ini masing-masing Rp 16,5 triliun serta Rp 2,1 triliun.
Toh, Analis Mega Capital Sekuritas Novilya Wiyatno menilai prospek AALI masih cerah lantaran usia tanaman sawit mereka masih tergolong produktif. Hitungan dia, produksi TBS dan CPO AALI tahun ini 5,5 juta ton dari 1,7 juta ton. Sedangkan pendapatan diperkirakan Rp 16,3 tiliun, dengan laba bersih Rp 2,6 triliun.
Makanya, Novilya merekomendasikan beli saham AALI, dengan target harga Rp 15.383 per saham. Adapun Gregorius dan Joni memberikan rekomendasi tahan untuk saham AALI yang mematok target harga masing-masing Rp 12.000 dan Rp 14.425 per saham. Kamis, (8/2), harga saham AALI masih Rp 13.050 per saham.