Kompas | Rabu, 11 April 2018
JAKARTA, KOMPAS.com – Lion Air Group bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (GAPKI) untuk mempersiapkan bahan bakar alternatif pesawat terbang. Kesepakatan ini didasari pada potensi sumber daya alam berupa minyak kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia.
“Sekarang sudah terwujud biodiesel, kenapa kita tidak bikin juga bioavtur? Itu sangat mungkin, kami akan coba pelajari,” kata President and CEO Lion Air Group Edward Sirait usai penandatanganan kerja sama di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (10/4/2018).
Edward berpandangan, pihaknya sudah sejak lama memikirkan bagaimana industri penerbangan bisa memanfaatkan sepenuhnya sumber daya dari dalam negeri. Terlebih, industri penerbangan sangat bergantung pada bahan bakar, di mana naik turunnya harga avtur sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dari luar negeri.
Pada saat bersamaan, Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono memastikan akan menjadikan kerja sama dengan Lion Air Group ini sebagai momen meneruskan studi membuat crude palm oil ( CPO) atau minyak kelapa sawit ini jadi bahan bakar setara dengan avtur.
“Sebetulnya untuk CPO sudah digunakan pesawat Airbus di Eropa. Jadi, kenapa kita tidak mengembangkan sendiri?” tutur Joko.
Terlebih, sejumlah negara di Eropa sedang membatasi ekspor CPO dari Indonesia. Dengan memperbanyak permintaan CPO untuk kebutuhan domestik, semisal bahan bakar pesawat terbang, dinilai Joko dapat jadi salah satu alternatif menyerap produk CPO.
Tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama ini adalah membicarakan tentang pendanaan dan pembagian peran di antara Lion Air Group dengan GAPKI. Jika CPO bisa jadi bahan bakar alternatif, keuntungan diprediksi akan semakin besar karena Lion Air Group terus menambah jumlah armadanya dari tahun ke tahun.