Mencontoh yang sudah dilakukan negara Brazil sebagai produsen gula dan etanol dunia, Indonesia juga semestinya bisa menjadi produsen biodiesel dunia selain saat ini telah menjadi produsen utama minyak sawit mentah (CPO).
Dikatakan Ketua Umum Ikatan Ahli Biofuel Indonesia (IKABI), Prof Tatang H Soerawidjaja, Indonesia kini adalah penghasil minyak lemak nabati terbesar di dunia. Terbukti pada 2018 lalu produksi minyak sawin mentah (CPO) Indonesia telah mencapai 46 juta ton, dan sekitar 3 juta ton minyak inti sawit mentah (CPKO) atau ekuivalen dengan 700 sampai 750 ribu barrel/hari bahan bakar minyak.
“Indonesia adalah penghasil biohidrokarbon (hidrokarbon terbarukan) paling besar di dunia,” kata Tatang dalam Kuliah Umum yang diadakan Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), yang dihadiri InfoSAWIT, Rabu (10/4/2019) di Bogor.
Tatang bahkan menggambarkan dengan membangun energi berasal dari biodiesel sawit maka Indonesia bakal bisa menghemat devisa, misalnya saja pada 2025 sebanyak 360 ribu barrel /hari BBM atau setara minyak sawit 30% dari impor dapat diganti dengan subtitusi dengan 360 ribu barrel/hari bahan bakar nabati (BBN) (biohidrokarbon + biodiesel) dari minyak sawit maka akan ada penghematan devisa sebesar US$ 25,2 juta/hari atau US$ 9,2 miliar/tahun.
Lantas cukupkan bahan bakunya? Kata Prof Tatang, mengungkapkan, penggantian 30% minyak mentah dan BBM impor pada 2025 paling tidak membutuhkan sekitar 50% dari produksi minyak sawit saat ini.
Sebab itu muncul kekhawatiran akan mengganggu pasokan minyak sawit untuk pangan, hanya saja kata Prof Tatang, dalam pemenuhan pasokan minyak nabati untuk bioenergi tidak perlu dilakukan pemisahan antara untuk pangan dan energi, tetapi bisa dilakukan secara dinamis, apalagi produksi minyak sawit nasional setiap tahun terus meningkat.
Tanpa pemisahan pasokan bisa mencontoh yang dilakukan Brazil dengan produksi gula dan etanolnya, atau Amerika Serikat dengan Jagung dan biodieselnya. “Sehingga sekaligus bisa menjadi salah satu penyeimbang pasokan dikala harga komoditas mengalami penurunan harga,” tandas dia.