JAKARTA Sembilan negara anggota Uni Eropa (UE), yakni Belgia, Spanyol, Finlandia, Ir-landia, Swedia, Hongaria, Be-landa, dan Inggris serta Perwa-kilan Food and Agriculture Organization (FAO) berkun-jung ke perkebunan sawit anggota ISPO di Provinsi Riau pada 8-9 Mei 2019.
Kunjungan yang dihadiri perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) merupakan kegiatan diinisiasi Ditjen Amerika dan Eropa (Amerop) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memberikan pemahaman dan bukti nyata penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai komitmen Indonesia menerapkan skema keberlanjutan.
“Dalam kunjungan itu, UE aktif berdialog dengan para pe-mangku kepentingan sawit mu-lai dari pemerintah, dunia usa-ha, dan petani. Dalam dialog dengan para petani, UE mulai memahami bahwa ISPO merupakan bagian penting dari komitmen Indonesia yang mampu meningkatkan produksi TBS hingga 50%, memper-baiki kualitas, serta mendorong kenaikan harga jual. Mereka sangat mengapresiasi hal tersebut,” kata Kepala Sekretariat Komisi lSPO Azis Hidayat di Jakarta, kemarin.
UE memuji para petani anggota ISPO yang punya pengeta-huan teknis baik terkait penge-lolaan sawit produktif dan ber-kelanjutan. “Bahkan UE mendorong agar petani lebihbanyak dilibatkan dalam skema ISPO. Hal ini karena perkebunan sawit di Indonesia merupakan bagian penting dari ekonomi kerakyatan dengan lebih dari 40% kebun petanidi dalamnya,” kata Aziz.
Menurut Aziz, dari kunjungan itu, UE semakin memahami bahwa Pemerintah Indonesia punya transparansi dan komitmen kuat serta dalam melakukan pengelolaan ber-kelanjutan. Bahkan, UEbaru mengetahui bahwa ISPO tidak sekadar mengadopsi prinsip-prinsip internasional, tapi juga punya standar di atas rata-rata kriteria yang dipersyarat-kan lembaga sertifikasi internasional.
“ISPO tidak hanya memper-syaratkan No Deforestasi, No Peat, dan No Exploitation (NDPE). Ada kriteria tambah-an, seperti tanggungjawab so-sial dan pemberdayaan masya-rakat, serta memikirkan pe-ningkatan usaha secara berke-lanjutan. Semuanya ada tujuh prinsip yang harus diikuti sebe-lum diterima sebagai anggota ISPO,” kata Aziz.
Pemerintah juga m.emberi pemahaman bahwa produksi minyak sawit dengan skema ISPO punya peran besar me-ngurangi deforestasi dan mem-perbaiki kondisi lingkungan. Bambang Aria Wisena, Ke-tua Bidang Fiskal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mengharapkan ISPO menjadi platform utama bagi keberlanjutan industri sawit Indonesia.Sebagai sertifi-kat wajib, ISPO dengan kendali regulasi yang ketat sangat membantu industri sawit me-ningkatkan produktivitas secara berkelanjutan, bertang-gung jawab, dan legal.
Penguatan ISPO juga menjadi bagian penting memper-tahankan posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia sekaligus peng-hasil komoditas penghasil de-visa tertinggi di Indonesia. Sudarsono