Bisnis, JAKARTA — Badan Pengawas Obat dan Makanan akan menindak tegas produk pangan dan olahan lainnya yang memiliki label Palm Oil Free yang beredar di pasar Indonesia.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan semua produk pangan impor olahan dan komestik yang memiliki label bebas minyak kelapa sawit merupakan produk ilegal dan dilarang edar di Indonesia.
Produk kosmetik dan makanan yang tidak menggunakan minyak kelapa sawit kini sedang tren karena CPO diklaim merusak lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Menurutnya, pelabelan bebas minyak sawit itu merupakan suatu klaim atau kampanye hitam yang tak dapat dibuktikan oleh data atau penelitian yang ada.
“Setiap ada produk yang Anda temui di pasaran, produk pangan olahan, bisa juga kosmetik, ada kalimat tidak mengandung sawit, itu adalah satu produk yang ilegal,” ujarnya, Rabu (21/8).
Menurut Penny, apabila suatu produk mau mengklaim tidak mengandung zat tertentu atau sebaliknya, harus diperkuat dengan data atau diuji di laboratorium BPOM.
Aturan itu sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan dan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pendaftaran Pangan Olahan.
Oleh karena itu, apabila kedapatan produk impor yang masih menggunakan label tersebut, produk itu dipastikan ilegal dan akan dilakukan tindakan hukum.
Sementara itu, produk olahan UMKM yang sebagian besar tidak selalu melaui BPOM tapi hanya dinas terkait akan diberikan sosialisasi pembinaan pelaku usaha.
Wakil Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Agam Fatchurohman berpendapat produk makanan dan olahan yang memiliki kandungan minyak sawit ini aman bagi kesehatan. Meski ada kampanye hitam terkait minyak sawit di Eropa, konsumsi minyak sawit di Benua Biru masih tinggi. Pergeseran konsumsi lebih banyak terjadi di sektor energi dibanding di sektor makanan.
Ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa sebesar 4,7 juta ton, turun sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Adapun hingga Mei, total minyak sawit yang diekspor ke Eropa sebanyak 2 juta ton. (Yanita Petriella)
Source: Bisnis Indonesia