SIAK, POTRETNEWS.com – Sejumlah warga di Kampung Pangkalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau, mengaku bersyukur karena hasil panen sawit tidak sulit lagi dikeluarkan dari kebun. Pasalnya, sejak berdirinya PT Kimia Tirta Utama (KTU) di wilayah itu, para petani sawit dapat mengunakan akses jalan milik anak perusahan PT Astra Agro Lestari tersebut.
Martuani Lumbanraja (41), warga Km 4 Kampung Pangkalan Pisang mengatakan, sangat terbantu keberadaan perusahaan tersebut. Akses menuju kebun sawitnya di Abdeling RR, Kampung Buatan I makin mudah. “Kendati jaraknya makin jauh dari jalan PT KTU dibanding jalan umum, tapi truk bisa masuk. Kalau via jalan umum, makan banyak biaya lagi. Sebab, mobil tak bisa masuk ke ladang saya, harus langsir pakai angkong,” kata Martuani kepada potretnews.com, Rabu (5/11/2019).
Martuani mengatakan, dengan lokasi lahan yang berdekatan dengan perusahaan, juga memberikan efek positif bagi peningkatan ekonominya. “Luas lahan saya memang 4 hektar. Tapi yang berproduksi hanya 2 hektar. Sisanya masih tahap nanam. Sama-sama tahu lah kita, jika hanya 2 hektar lahan berapa lah uangnya. Kalau saya melintas di jalan umum tadi, habis di jalan uangnya,” kata ayah tiga anak tersebut dengan logat Medan nya.
Hal yang sama juga diungkapkan Herbet Napitupulu, warga Dusun Suak Tandun, Kampung Pangkalan Pisang. Gaek 56 tahun ini menyebut, kendati letak kebunnya jauh dengan perusahaan, namun jalan yang dibangun perusahan hingga ke Kampung Kuala Gasib, membuatnya makin mudah memanen hasil kebun sawitnya.
“Lokasi lahan saya di delta KTU. Kalau dari rumah sekitar 10-13 kilometer atau memakan waktu 35 menit. Dengan adanya akses jalan milik perusahaan, makin gampang saya ke ladang. Tak usa mutar lagi dari KM 11,” katanya.
Tokoh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Koto Gasib, Siti Anini (60) mengaku, sejak tinggal di Dusun Sungai Padang, Kampung Pangkalan Pisang tahun 1991, PT KTU sudah berkontribusi kepada masyarakat, khususnya di seputar berdirinya perusahaan.
“Kalau di dusun kita ini, sangat sering diperhatikan oleh perusahaan. Mulai dari pembangunan Mesjid dan gedung sekolah,” kata dia. Tidak hanya itu, lanjutnya, jika dibutuhkan alat berat untuk pelebaran jalan, perusahaan pun selalu membantu. “Kalau soal hasil panen sawit warga, jangan tanya lagi, saya rasa khusus warga binaan lah, pasti diutamakan jika masuk ke pabrik,” ujar istri dari Abdul Talif tersebut.
“Saya kan lebih tahu soal perusahaan ini. Sebab, sebelum berdirinya perusahaan saya sudah tinggal di sini. Bahkan hutan yang tadinya dikuasai perusahaan, diberikan kepada masyarakat seluas 800 hektar dan menjadi tempat tinggal hampir 300 KK disini. Lahan tadi lah dibagikan kala itu ke masyarakat yang mau tinggal di dusun ini per KK 4 hektar dan menjadi binaan PT KTU,” ujarnya.
Source : Potretnews.com