Bisnis, JAKARTA – Para pelaku usaha Indonesia optimistis kinerja ekspor, terutama nonmigas pada 2020 akan membaik daripada 2019. Perbaikan itu diyakini datang dari dalam maupun luar negeri.
Ketua Bidang Perdagangan Apindo Benny Soetrisno mengatakan keyakinan membaiknya kinerja ekspor nonmigas Indonesia tahun ini salah satunya datang dari potensi meredanya perang dagang Amerika Serikat dan China.
Bila terealisasi, rencana penandatanganan komitmen perdagangan antara AS dan China pada 15 Januari 2020 akan berdampak positif bagi Indonesia. Alhasil, kinerja ekspor, terutama nonmigas akan terkerek naik pada tahun ini.
“Kita tunggu, seperti apa hasil penandantangan kesepakatan dagang kedua negara itu berikut poin-poin kesepakatannya. Harapan kami, kesepakatan itu akan meredakan efek negatif perang dagang kedua negara selama ini,” katanya, Kamis (2/1).
Menurutnya, apabila kedua negara memperbaiki hubungan dagangnya, maka akan membuat permintaan terhadap produk-produk asal Indonesia meningkat kembali. Terlebih menurutnya, China dan AS selama ini menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia.
Di sisi lain, dia memperkirakan sentimen lain juga datang dari membaiknya harga komoditas andalan ekspor Indonesia, yakni minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Dia meyakini harga komoditas itu pada 2020 akan mengalami kenaikan dari tahun lalu, lantaran adanya kepastian permintaan dari dalam negeri melalui program biodiesel B30 maupun permintaan luar negeri.
Benny mengatakan sepanjang tahun lalu kinerja ekspor nonmigas RI cukup tertekan lantaran harga CPO yang terus menurun, kendati secara volume ekspornya mengalami pertumbuhan. Adapun, CPO merupakan salah satu kontributor utama dan terbesar ekspor nonmigas RI.
Berdasarkan data BPS, CPO yang tergabung dalam golongan barang lemak dan minyak nabati/hewani memiliki kontribusi ekspor 10,98% sepanjang Januari-November 2019. Porsi itu di peringkat kedua, di bawah bahan bakar mineral yang memiliki porsi ekspor 14,45% pada periode yang sama.
“Untuk berapa persen potensi pertumbuhan ekspor tahun depan, saya belum bisa sebutkan. Namun, saya optimistis ekspor nonmigas akan tumbuh signifikan, karena ada kontribusi dari perbaikan harga dan kepastian permintaan terhadap CPO,” katanya.
STRATEGI BARU
Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Handito Joewono optimistis adanya perbaikan pada kinerja perdagangan RI pada tahun ini.
Dia memprediksi adanya kenaikan ekspor yang signifikan pada 2020 sehingga membantu memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit sejak 2018.
“Dari sisi perang dagang AS-China saya percaya akan mereda dalam waktu dekat. AS terutama Presiden Donald Trump akan melunak terhadap, karena dia ingin mencari dukungan menjelang akhir masa kepemimpinannya. Kita tahu, banyak perusahaan dan masyarakat AS mengeluh karena dampak perang dagang dengan China,” katanya.
Kondisi itu, menurutnya, akan membuat memburuknya iklim perdagangan dunia mereda, meskipun dia meyakini belum akan pulih sepenuhnya. Pasalnya, tren proteksionisme yang diawali oleh AS saat ini telah menjalar ke berbagai negara.
“Di sisi lain, pengusaha Indonesia juga sudah mulai menemukan strategi baru untuk mengekspor,” lanjutnya. (Yustinus Andri)
Source: Bisnis Indonesia