BOGOR PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan biodiesel di Tanah Air, mulai dari B20 hingga B100. Astra Agro siap menyediakan bahan baku untuk kebutuhan program biodiesel, asalkan pemerintah berkomitmen menjalankan kebijakan tersebut dengan serius.
Presiden Direktur Astra Agro Santosa mengatakan, apabila pelaku usaha siap menyediakan bahan baku untuk biodiesel maka pemerintah harus memberikan insentif, baik itu berupa insentif pajak atau insentif peremajaan sawit.
“Bagi kami, program biodiesel itu baik dan cukup positif untuk kestabilan ekonomi, jika diminta untuk suplai bahan bakunya, kami siap sedia,” ujar dia ketika ditemui di acara Talk to The CEO di Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Saat ini, Astra Agro mempunyai total luas lahan perkebunan sawit 285 ribu hektare (ha), seluas 220 ribu ha merupakan lahan inti dan sisanya lahan plasma. Untuk bahan baku tidak ada masalah karena Indonesia mempunyai kebun sawit yang cukup luas, pemain sawit tidak hanya Astra Agro tetapi banyak pemain sawit lainnya.
“Semua pelaku usaha sawit harus kompak dan berkoordinasi untuk mendukung program biodiesel pemerintah,” kata Santosa.
Program biodiesel merupakan program menjanjikan karena bisa mengurangi ketergantungan impor, bicara teknologi atau inovasi, perusahaan sawit Indonesia sudah maju dan bisa menciptakan kualitas sawit terbaik untuk kebutuhan biodiesel. Santosa mengatakan, kebutuhan sawit yang digunakan untuk biodiesel bervariasi tergantung programnya, ada yang B20, ada yang B100.
“Kami tidak mempermasalahkan nama programnya, yang penting bahan baku mencukupi, baik untuk pasar domestik ataupun ekspor,” ujar dia.
Hingga kuartal III-2019, penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Astra Agro sekitar 65% masih di pasar domestik. Sisanya diekspor ke negara Tiongkok, India, Timur Tengah, dan lainnya. Volume penjualan CPO dan turunannya milik Astra Agro naik 10% menjadi 1,70 juta ton dan pendapatannya turun 9,96% menjadi Rp 12,39 triliun dan perolehan laba bersihnya turun 90,11% menjadi Rp 111,18 miliar, (dho)
Source: Investor Daily