Jakarta, Beritasatu.com – Merebaknya wabah virus corona (Covid-19) yang ditandai sudah adanya belasan pasien positif terjangkit virus itu membuat masyarakat cemas, panik bahkan masker dan penyanitasi tangan (hand sanitizer) langka di pasaran karena melonjaknya pembelian.
Berbekal pengetahuan yang dimiliki, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Kimia membuat hand sanitizer sendiri untuk keperluan internal di institusinya.
Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono mengatakan, penyanitasi tangan kanan ini dibuat dari formulasi senyawa alkohol, gliserin, ditambahkan ekstrak rempah pala dan cengkeh Indonesia yang sekaligus berfungsi sebagai pengharum, selain bersifat anti mikroba.
“Selain itu kita menambahkan nano silver konsentrasi rendah, untuk menambah daya kekuatan anti mikroba,” kata Agus Haryono di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Agus menambahkan, perbedaan hand sanitizer LIPI dengan produk serupa di pasaran adalah menggunakan pewangi rempah lokal. Plus ada tambahan nano silver konsentrasi rendah. Hand sanitizer ini pun sudah diuji anti mikroba di laboratorium mikrobiologi Pusat Penelitian Kimia LIPI.
Dalam proses pembuatannya, satu kali batch (proses produksinya) bisa mencapai 50 liter. Proses ini minimal butuh waktu 2-3 jam. Jadi dalam sehari bisa sekitar 150 liter.
“Pada bulan Oktober 2019 kita sudah mengujicoba pembuatan hand sanitizer LIPI. Awalnya bermula karena Pusat Penelitian Kimia LIPI merupakan pusat unggulan iptek untuk bioetanol generasi dua,” paparnya.
LIPI lanjutnya, telah beberapa kali uji coba produksi bioetanol generasi dua, dengan bahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit. Hasil bioetanol ini kemudian digunakan untuk membuat hand sanitizer. “Ternyata, bioetanol cocok dan bagus digunakan sebagai bahan baku hand sanitizer,” terangnya.
Untuk pembuatan hand sanitizer di Puslit Kimia LIPI ini, mesin yang digunakan cukup simpel dan dapat di-knock down untuk digunakan dalam berbagai skala produksi skala uji coba (pilot). Sehingga tabung proses ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan produksi.
Menurutnya, pembuatan hand sanitizer saat ini untuk memenuhi kebutuhan internal LIPI yang cukup banyak. Selain itu juga agar pelayanan LIPI kepada stakeholder tetap berjalan baik.
“Saya sudah minta kepada tim untuk mendaftarkan paten sederhana tentang formula hand sanitizer LIPI. Sehingga jika kelak ada pihak ketiga yang tertarik, maka bisa tinggal membeli lisensinya,” pungkas Agus.
Sumber : Beritasatu.com