Bisnis.com, JAKARTA – Harga crude palm oil (CPO) melemah tembus ke bawah MYR2.000 per ton, PT Astra Agro Lestari Tbk. sebut permintaan dan operasional terjaga dengan baik.
Berdasarkan data Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO melemah ke level MYR1.983 per ton sejak 4 Mei dan terus melorot ke MYR1.946 pada 6 Mei. Sementara itu, harga CPO pada CIF Rotterdam berada di kisaran US$515 per ton menjadi yang terendah selama tahun berjalan
Vice President of Communication Astra Agro Lestari Taufan Mahdi mengatakan dalam sepekan terakhir harga crude palm oil mengalami penurunan. Hal ini, lanjutnya, disebabkan oleh penurunan permintaan ekspor.
“Kami berharap covid-19 dapat segera berlalu dan bisnis kembali normal. Harga memang sepekan ini melemah. Namun kegiatan operasional kami tetap berjalan dengan lancar dan normal,” katanya, Kamis (7/5).
Menurutnya tekanan harga minyak sawit disebabkan oleh ekspektasi pasar yang belum yakin covid-19 akan segera berlalu. Meski demikian, lanjutnya, perseroan masih melakukan ekspor ke India dan China.
Sementara itu, dari pasar domestik perseroan masih mendapatkan permintaan yang stabil. Taufan mengatakan sejauh ini permintaan masih aman terkendali. Adapun pada tahun ini perseroan menargetkan konsumsi pasar domestik dapat menyerap 70 persen produksi sedangkan sisanya untuk ekspor.
Tahun ini perkiraan produksi CPO emiten berkode saham AALI itu berada di kisaran 1,4 juta ton sampai dengan 1,6 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan India masih membuka beberapa pelabuhan sehingga perseroan dapat melakukan pengiriman. Sebagai informasi, 30 persen dari produksi CPO disalurkan untuk pasar ekspor seperti India, China dan Pakistan.
Selain itu, anak usaha Grup Astra ini juga mencatatkan peningkatan rata-rata harga jual minyak kelapa sawit sebesar 45 persen menjadi Rp 9.037 per kg. Hal ini, lanjutnya, ikut mendorong pendapatan bersih AALI naik 13,3 persen dari Rp4,23 triliun menjadi Rp4,79 triliun.
Dari sisi operasional, pada kuartal I/2020 produksi tandan buah segar AALI turun 8,5 persen year-on-year (yoy) dari 1,21 juta ton menjadi 1,1 juta ton. Santosa mengatakan faktor cuaca mempengaruhi produksi TBS pada kuartal pertama tahun ini.
Sementara itu, produksi minyak sawit mentah (CPO) turun 14,6 persen yoy dari 414.000 ton menjadi 354.000 ton. Lalu, produksi olein meningkat 20,9 persen yoy dari 83.600 ton menjadi 101.000 ton.
“Faktor cuaca mempengaruhi produksi TBS pada kuartal pertama tahun ini,” pungkasnya.
Sumber: Bisnis.com