Di tengah pandemi yang memukul ekonomi dunia, sebenarnya ada beberapa sektor industri yang tetap tumbuh. Salah satunya adalah industri minyak sawit. “Saat ini permintaan pasar domestik meningkat, demikian pula pasar ekspor. Hal ini membuat harga saat ini bergerak naik,” ungkap Hadi Sugeng, Direktur PT. Astra Agro Lestari, Tbk.
Hadi mengungkapkan hal tersebut saat berbicara di webinar Circle of Data Leaders, Agriculture Sector Edition. Circle of Data Leaders sendiri adalah acara rutin yang diselenggarakan oleh IYKRA, yang membahas potensi pemanfaatan data di berbagai industri. “Dalam acara ini bersama para pemimpin industri ini, kami membahas bagaimana Teknologi Data Analytics dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja operasi pada aspek di industri pertanian, “ ungkap Fajar Jaman, CEO IYKRA. “Implementasinya mulai dari teknologi smart farming, perangkat IoT drone, hingga manajemen sumber daya.” tambah Fajar.
Astra Agro Lestari sendiri saat ini telah merintis pemanfaatan data dalam kegiatan operasional. “Jadi tujuan utamanya lebih kepada operational excellence,” ungkap Hadi. Pengumpulan data dilakukan mulai dari proses pemeliharaan, panen, sampai transportasi, menggunakan mobile apps, sensor, dan kamera. “Saat ini kami juga mencoba menggunakan drone untuk menganalisa kesehatan pohon kelapa sawit melalui warna daunnya,” tambah Hadi.
Data yang terkumpul ini kemudian dianalisis untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis. Hasilnya pun mulai terlihat. Indikator penting seperti distribusi ketuntasan panen, sebaran area kerja pemanen, sampai angka kerapatan panen tahun 2020 ini meningkat dibanding tahun lalu.
Akan tetapi Hadi mengakui, pemanfaatan data di sektor kelapa sawit masih dalam tahap awal. Beberapa kendala masih jadi penghalang, seperti belum adanya digitalisasi end-to-end di proses bisnis, keterbatasan data, sampai koneksi. “Karena perkebunan kelapa sawit memiliki area yang luas dan berlokasi di pelosok,” tambah Hadi.
Pembicara lain yang urun rembug di webinar Circle of Data Leaders ini adalah Cindyanto Kristian (CEO Sewu Segar Nusantara), perusahaan yang lebih dikenal dengan produk Sunpride-nya. Sebagai produsen berbagai buah segar, seperti pisang, nanas, dan markisa, Sunpride saat ini menghadapi tantangan di sisi limbah makanan sepanjang rantai pasokan. Cindyanto melihat, peranan data dapat mengambil peran penting dalam mengurangi limbah makanan tersebut. “Saya melihat integration of technology adalah salah satu inti dari strategi bisnis di sektor agrikultur,” ungkap Cindyanto.
Cindyanto berharap, pemanfaatan data dapat menjawab “ironi” panen raya yang saat ini sering dialami petani. “Panen raya seringkali justru kesedihan bagi petani, karena harga menjadi jatuh dan tidak menutupi biaya produksi,” ungkap Cindyanto. Padahal dengan memperhitungkan data masa panen, distribusi, dan permintaan, masalah ini dapat diatasi. “Contohnya kiwi yang tersedia hampir sepanjang tahun, padahal kiwi sebenarnya buah musiman,” ungkap Cindyanto.
Hal senada juga diungkapkan Alika D.V Tuwo, analis World Food Programme. “Kualitas dan ragam data yang makin baik dapat memperluas dan meningkatkan nilai tambah aplikasi penggunaan data. Hal ini akan membantu setiap pihak dalam mengambil keputusan yang tepat dan cepat,” ungkap Alika.