Komoditas kelapa sawit adalah sektor yang memberikan devisa ekspor terbesar di Indonesia. Sawit juga menjadi andalan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tofan Mahdi mengatakan, berkat sawit wilayah-wilayah terpencil di Indonesia menjadi bisa sangat berkembang.
“Wilayah yang jauh dari pusat kota, sekarang sudah menjadi daerah berkembang dan beberapa pemekaran wilayah di daerah seperti Sulawesi itu terjadi karena mereka mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit,” kata Tofan diskusi virtual, Rabu, (28/10/2020).
Tofan menuturkan, Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Produksi komoditas kelapa sawit milik Indonesia mencapai 52 juta ton, kemudian ada Malaysia sekitar 22 juta ton.
“Jika Indonesia suatu saat ingin menjadi negara maju, tidak ada pilihan bahwa Indonesia harus tetap mengembangkan sektor kelapa sawit,” tuturnya.
Komoditas kelapa sawit jelas menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab tenaga kerja di sektor kelapa sawit atau pun para karyawan yang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 4.3 juta orang.
Tofan mengatakan, di Indonesia ada sekitar 3.500 perusahaan sawit, 750 di antaranya adalah anggota Gapki. Kemudian petani sawit menyerap 4.6 juta orang, karena sebagian besar atau 41% perkebunan kelapa sawit dimiliki oleh masyarakat.
“Ketika komoditas kelapa sawit itu berkembang maka kita bisa menyimpulkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang kemudian menjadi semakin sejahtera. Terutama seperti sekarang ini, ketika harga sawit sudah sekitar 760 bahkan 800 dolar AS per ton,” katanya.
Dengan demikian, harga komoditi sawit yang terus membaik ini bisa tercapai karena perusahaan-perusahaan sawit selama pandemi Covid-19 tetap menjaga protokol kesehatan, sehingga di perkebunan kelapa sawit dapat berjalan dengan baik dan produksi pun berjalan dengan lancar sehingga harga sawitnya pun membaik
Sumber: Wartaekonomi.co.id