PT Kimia Tirta Utama (KTU) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit terus berkomitmen memberikan kontribusi dalam pengendalian kelestarian lingkungan hidup. Hal tersebut merupakan salah satu tanggung jawab sosial dari perusahaan grup PT Astra Agro Lestari, tbk dalam programnya yakni Astra untuk Indonesia Hijau.
Salah satu program yang menonjol adalah program pengendalian sampah atau Zero Waste dengan cara 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse adalah upaya menggunakan kembali barang atau sampah, recycle adalah upaya mengolah kembali sampah menjadi produk yang bisa dimanfaatkan, dan reduce adalah upaya mengurangi penggunaan barang yang akan menjadi sampah.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan sampah, PT KTU kini telah mendirikan bank sampah yang bernama Tirta Lestari. Bank sampah dibangun dengan tujuan agar dapat menampung dan mengelola seluruh sampah yang dihasilkan oleh warganya. Bank Sampah Tirta Lestari dibangun di area perumahan PT KTU. Bank sampah ini dapat menampung dan mengelola sampah rumah tangga dari enam paguyuban yang ada di perumahan PT KTU untuk kemudian dipilah, diolah maupun dimanfaatkan.
Sampah-sampah organik yang telah terkumpul selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos, diantaranya dimanfaatkan untuk pupuk pada kebun sayur yang berada di perumahan PT KTU. Sementara itu, sampah anorganik yang ditampung oleh Bank Sampah Tirta Lestari dipisahkan untuk kemudian dijual. Sedangkan sampah plastik kemasan yang tidak laku biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu PKK menjadi kerajinan tangan beraneka ragam, seperti tas belanja, dompet dan lain sebagainya.
Namun demikian, tidak semua sampah plastik dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan. Sehingga timbul masalah baru terhadap sampah plastik yang tidak bermanfaat. Untuk itu, Bank Sampah Tirta Lestari bekerja sama dengan sekolah yang berada di area PT KTU yakni SDS Kimia Tirta Utama dan SMP KTU berinisiasi memanfaatkan sampah plastik tersebut untuk membuat taman yang terbuat dari ecobrick.
Menurut Guru Pembina Edukasi Kimia Tirta Utama yang juga merupakan Ketua Bank Sampah Tirta Lestari, Slamet Riyadi, ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biologocal untuk memberi nilai manfaat pada sampah. Ecobrick merupakan solusi limbah lokal yang mulai masif digerakkan masyarakat di seluruh dunia. Secara khusus di PT KTU masalah sampah plastik kian hari kian tinggi dan tidak terkelola dengan baik. Untuk itu, adanya program taman ecobrick yang sedang dibangun oleh SDS Kimia Tirta Utama menjadi salah satu solusi tepat saat ini.
Sangga Pawiyat Diga Novensa, Kepala SDS Kimia Tirta Utama, menyatakan project taman ecobrick ini adalah salah satu wujud peran SDS KTU dalam mengurangi dan memanfaatkan sampah plastik. Kegiatan yang melibatkan anak-anak ini bertujuan mengedukasi masyarakat terutama anak-anak terhadap pentingnya pengelolaan sampah.
Ia menjelaskan, botol-botol ecobrick yang telah terkumpul akan dibuat sebagai material pengganti bahan bangunan yang biasa dipakai seperti batu bata dan lain sebagainya.
Ecobrick akan disulap menjadi kursi, meja, gapura bahkan menjadi saung untuk nantinya para murid dan warga sekolah dapat melakukan aktivitas di taman ini. Pembuatan ecobrick tergolong mudah, yakni dengan cara mencuci bersih sampah plastik kemasan, kemudian menggunting sampah tersebut sampai ukurannya lebih halus. Sampah plastik yang telah halus kemudian dimasukkan ke dalam botol minuman hingga beratnya 200 gram.
Project ini dilakukan dengan tujuan agar sedini mungkin anak-anak dapat memiliki habit (kebiasaan) untuk mengurangi sampah, khususnya sampah plastik menjadi bernilai dan bermanfaat. Hal paling penting adalah anak-anak akan menjadi change agent dalam menjaga bumi hijau dan berseri sejalan dengan kebijakan dari Pemda Kabupaten Siak dalam Program Siak Hijau.
Sangga menjelaskan, selama kurang lebih empat bulan ini, ecobrick yang sudah terkumpul dari 681 murid SDS dan pelajar SMPS KTU 4.800 botol, sudah mencapai lebih dari 5.200 botol. Sehingga seluruhnya sudah terkumpul 10.000 botol.
“Jika satu botol ecobrick menggunakan sampah minimal 200 gram, maka dikali 10.000 botol artinya kita akan mengurangi sampah sebanyak 2.000.000 gram setara dengan 2 ton sampah,” jelasnya.
Dalam hal ini, Administratur PT Kimia Tirta Utama, Achmad Zulkarnain mengatakan kepedulian terhadap sampah dan kebersihan perlu dibentuk dan ditanamkan sedini mungkin, agar muncul kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.Karena sampah khususnya sampah plastik akan menjadi masalah serius pada masa yang akan datang. Untuk itu perlu disiapkan generasi generasi masa depan yang peduli dan berwawasan lingkungan.
Ia menambahkan, selain masalah sampah, PT KTU juga memiliki tanggung jawab sosial lainnya yakni mengedukasi masyarakat tentang gambut dan tata kelola yang baik dan benar. Inilah hasil akhir ecobrick yang ada di SD KTU. Ecobrick ini memerlukan 5.000 botol dan 1 ton sampah plastik.
“Hal ini diperlukan agar masyarakat khususnya anak-anak tidak mendapat informasi yang salah tentang gambut yang sebenarnya,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, selain beberapa program di atas, PT KTU juga memiliki program Duta Gambut Lestari atau Dutari. Program ini adalah program pengenalan gambut yang diperuntukkan bagi murid dan pelajar dari kelas V SD sampai kelas IX SMP PT Kimia Tirta Utama yang dimasukkan menjadi materi muatan lokal atau mulok, merupakan kurikulum sekolah tersebut.
Dalam momentum ini, Administratur PT Kimia Tirta Utama juga mengucapkan Tahniah Hari Jadi Tiga Dekade Riau Pos. Semoga menjadi role model dalam pemberitaan yang berimbang dan terpercaya serta terus berkembang dan tumbuh cemerlang. (mng)
Sumber : Riaupos.co