Menteri Perdagangan (Mendag) M. Lutfi menyebut pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Negara-Negara European Free Trade Association (EFTA) atau IE-CEPA menjadi bukti keberlanjutan minyak sawit RI.
EFTA merupakan asosiasi perdagangan yang terdiri dari empat negara Eropa, yakni Islandia, Norwegia, Swiss, dan Liechtenstein.
“Kami baru saja meratifikasi perjanjian perdagangan dengan EFTA. Ini pertama kalinya kita punya perjanjian (dagang) dengan Eropa,” ungkapnya dikutip dari Mediaindonesia.com, Sabtu, 10 April 2021.
Lutfi mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa (UE) mengakui penerapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) di Tanah Air. ISPO sendiri merupakan sertifikat yang wajib dimiliki pengelola perkebunan sawit termasuk petani sawit untuk mengelola produk tersebut menjadi keberlanjutan.
“Negara Eropa mengakui ISPO ini dan akan menjadi standar sustainability atau berkelanjutan. Ini hal penting bagi Indonesia,” jelas Mendag.
Selain untuk meningkatkan ekspor, IE-CEPA diharapkan dapat meningkatkan profil dan kampanye positif produk kelapa sawit Indonesia secara global dan mendorong diterimanya standar keberlanjutan untuk kelapa sawit Indonesia (ISPO) di Eropa.
Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan Indonesia–EFTA pada 2020 mencapai USD3,3 miliar, atau meningkat 92,62 persen dibandingkan dengan 2019 sebesar USD1,7 miliar. Pada 2020, EFTA menduduki peringkat ke-15 negara tujuan ekspor Indonesia dengan nilai ekspor USD2,4 miliar atau meningkat 195,72 persen dibandingkan 2019 yang hanya sebesar USD829,4 juta. (Insi Nantika)
Sumber: Medcom.id