Emiten perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk., akan menggenjot penerimaan buah dari pihak ketiga sebagai salah satu upaya untuk memacu kinerja perseroan pada tahun ini.
Investor Relation Manager Astra Agro Fenny A. Sofyan mengatakan bahwa pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bisnis bagi perseroan pada tahun ini meskipun secara harga jual rata-rata minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tengah mengalami tren kenaikan.
Di tengah tantangan tersebut, digitalisasi yang telah dilakukan perseroan berhasil menjalankan operasional kebun dengan tetap baik dan mempertahankan produktivitas perusahaan.
“Namun, selain optimasi produksi buah dari kebun inti, kemitraan juga akan terus ditingkatkan melalui penerimaan buah luar dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat yang akan terus menjadi strategi kami meningkatkan revenue,” ujar Fenny kepada Bisnis, Rabu (21/4/2021).
Strategi tersebut pun tercermin dari kinerja operasional perseroan pada kuartal I/2021. Emiten berkode saham AALI itu mencatatkan volume produksi minyak sawit atau crude palm oil/CPO sebesar 351.000 ton pada kuartal I/2021.
Perolehan tersebut turun 0,8 persen dibandingkan dengan volume produksi CPO periode yang sama tahun lalu sebesar 354.000 ton.
Penurunan itu diiringi dengan volume produksi TBS panen baik inti dan plasma pada kuartal I/2021 yang juga turun 3,3 persen menjadi 1,07 juta ton dari perolehan kuartal I/2020 sebesar 1,1 juta ton.
Jika diperinci, kontribusi panen daerah terbesar masih berasal dari Kalimantan dengan volume produksi TBS panen 502.000 ton pada kuartal I/2021, diikuti Sumatra sebesar 411.000 ton, dan Sulawesi 160.000 ton.
Adapun, di tengah tren koreksi terhadap kinerja operasional itu, AALI berhasil mencatatkan peningkatan TBS dari pihak ketiga sebesar 15,4 persen pada kuartal I/2021 menjadi 739.000 ton dibandingkan dengan 640.000 ton pada kuartal I/2020.
Dalam jangka panjang, Fenny mengatakan bahwa perseroan telah menyiapkan strategi untuk mendukung kinerja dengan meluncurkan tiga bibit unggul yang dapat menghasilkan produksi TBS 30 ton per hektare setiap tahunnya dengan produksi minyak 8,5 hingga 9 ton per hektare setiap tahun.
Perseroan juga melakukan replanting di area perkebunan perseroan dengan rata-rata 5.000 hingga 6.000 hektare per tahun.
Di sisi lain, pada kuartal I/2021 AALI mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,03 triliun, naik 4,98 persen daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,79 triliun.
Kendati demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan menyusut 56,2 persen menjadi Rp162,4 miliar dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar Rp371,1 miliar.
Penyusutan laba tersebut salah satunya diakibatkan berkurangnya keuntungan selisih kurs menjadi Rp12,22 miliar per Maret 2021, dibandingkan Rp104,36 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sumber: Bisnis.com