Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM mencatat realisasi penyaluran biodiesel sepanjang semester I/2021 mencapai 4,3 juta kiloliter (kl), atau 46,7 persen dari target penyaluran biodiesel tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemanfaatan biodiesel tersebut telah memberikan manfaat ekonomi setara dengan Rp29,9 triliun.
“Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp24,6 triliun dan nilai tambah dari crude palm oil [CPO] menjadi biodiesel sebesar Rp5,3 triliun. Selain itu, implementasi biodiesel juga telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e,” ujar Dadan melalui siaran pers, Minggu (25/7/2021).
Program mandatori B30 atau pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen minyak solar telah terimplementasi sejak 1 Januari 2020.
Program ini pun menjadi salah satu program prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi. Dadan menyampaikan bahwa capaian program B30 pada semester I/2021 ini semakin menegaskan keberhasilan Indonesia sebagai pionir B30 dunia.
“Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Program B30 telah dinikmati oleh para konsumen yang menggunakan mesin dengan bahan bakar diesel, baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya,” katanya.
Pada 2021, alokasi biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta kl, didukung oleh 20 badan usaha bahan bakar nabati (BBN) yang mengikuti pengadaan fatty acid methyl ester (FAME), dan 20 bahan usaha BBM yang wajib melakukan pencampuran BBN jenis biodiesel dengan BBM jenis minyak solar.
Rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766.000 kl. Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rerata pemenuhan purchase order bulanan mencapai 93,03 persen, dengan serapan terendah di Januari dan tertinggi di Juni 2021.
Pandemi Covid-19 ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas, sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel, baik di sektor transportasi maupun industri.
Namun, pemerintah optimistis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan.
Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada semester I/2021 ini, antara lain terbatasnya tangki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik BU BBN.
“Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 [solar murni] beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyiapan tangki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan mengimbau kepada industri BU BBN untuk menghindari unplanned maintenance,” tutur Dadan. (Denis Riantiza)
Sumber: Bisnis.com