Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) cenderung naik sejak akhir tahun lalu. Di tengah tren pergerakan yang positif, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masih menjaga tingkat produksi. AALI menargetkan, produksi CPO dari kebun inti pada tahun ini bisa tumbuh sekitar 5% dibanding realisasi tahun lalu.
Sampai Mei 2021 lalu, realisasi produksi CPO AALI baik dari kebun inti maupun kebun plasma di 5 bulan pertama tahun ini sudah mencapai 641.000 ton. Angka tersebut bertumbuh sekitar 3,9% dibandingkan realisasi produksi periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 591.000 ton.
Communication and Investor Relations Manager AALI Fenny Sofyan mengatakan, kenaikan produksi CPO AALI hingga Mei 2021 lalu juga diiringi oleh kenaikan pasokan tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga sebesar 26,3%.
“Di sisa tahun ini kami yakin produksi akan meningkat terus,” kata Fenny kepada Kontan.co.id (23/7).
Sebelumnya, produksi CPO sempat mengalami penurunan pada tiga bulan pertama tahun ini. Tercatat, produksi CPO AALI menyusut sekitar 0,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula 354.000 ton di kuartal I 2020 menjadi 351.000 ton di kuartal I 2021. Menurut penjelasan Fenny, hal ini didorong oleh sejumlah faktor, antara lain efek musim kemarau panjang di tahun 2019 serta produksi yang cukup tinggi di tahun 2018 silam.
Seiring dengan penurunan produksi, volume penjualan CPO AALI dan produk turunannya juga mengalami penurunan sebesar 6,8% yoy di sepanjang Januari-Maret 2021. Namun, pendapatan bersih AALI masih mengalami pertumbuhan 5% yoy dari semula Rp 4,79 triliun di kuartal I 2020 menjadi Rp 5,03 triliun di kuartal I 2021, meski laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih AALI mengalami penurunan sebesar 56,22% yoy dari Rp 371,06 miliar di kuartal I 2020 menjadi Rp 162,43 miliar di kuartal I 2021.
Pertumbuhan pendapatan bersih ini terjadi seiring meningkatnya harga jual CPO sebesar 8,0%. “Mungkin di sinilah terlihat pengaruh kenaikan harga CPO terhadap performance (kinerja) kami,” ujar Fenny.
Pada tahun ini, AALI mencanangkan anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 1 triliun – Rp 1,5 triliun untuk keperluan peremajaan tanaman atau replanting, perawatan rutin aset tetap seperti jembatan, jalan, dan lain-lain. Pada sepanjang kuartal I 2021 lalu, AALI telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 141 miliar, sedikit turun dibanding realisasi belanja modal kuartal I 2020 yang mencapai 188 miliar.
Dari sebagian capex yang telah dibelanjakan, AALI telah melakukan program replanting atas 1.301 hektar (ha) lahan pada Januari-Maret 2021, sedikit turun dibanding replanting Januari-Maret 2020 yang luasnya mencapai 1.717 ha.
Fenny berujar, penurunan realisasi belanja modal, maupun replanting secara khusus tidak terlepas dari situasi pandemi Covid-19.
“Banyak rencana pembangunan kami yang terhambat akibat penerapan prokes (protokol kesehatan) yang sangat ketat di kebun-kebun kami, pun replanting juga menjadi terhambat karena faktor distribusi dan lain-lain yang tentunya semua itu melibatkan pihak luar ditengah pembatasan sosial skala besar ini,” terang Fenny.
Sumber: Kontan.co.id