Perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra International, PT Astra Agro Lestari Tbk. bekerja sama dengan PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), cucu usaha PT Kimia Farma Tbk. untuk memvaksinasi pekerja dan keluarga mereka. Total target vaksinasi mencapai 36.000 peserta.
Lokasi perkebunan Emiten berkode saham AALI itu berada di delapan Provinsi yaitu Aceh, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Sekitar 36.000 pekerja perkebunan Grup Astra Agro beserta keluarganya mengikuti program vaksinasi. Program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Astra Agro sudah berjalan sejak pertengahan Juli dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2021.
Sejumlah pimpinan Kimia Farma meninjau beberapa lokasi vaksinasi pada Jumat (13/8) untuk memastikan kelancarannya. Mereka adalah Dirut PT Kimia Farma Apotek (KFA) Nurtjahjo Walujo Wibowo, Direktur Pengembangan Bisnis KFA Muhardiman, Plt. Direktur Utama KFD Agus Chandra dan Direktur KFD Abdul Aziz.
Tiga lokasi vaksinasi yang dihadiri pimpinan Kimia Farma adalah PT Tribuana Mas, Desa Buas-Buas, Kecamatan Candi Laras Utara, Kalimantan Selatan; PT Karya Tanah Subur, Meulaboh, Banda Aceh; dan PT Letawa di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Eko P. Wibisono, Chief of Human Capital Officer PT Astra Agro Lestari Tbk. menyampaikan bahwa herd immunity sangat penting bagi pengendalian dan penanganan pandemi Covid-19. “Sejalan dengan kebijakan pemerintah dan kepedulian kami terhadap isu kesehatan, Grup Astra Agro melakukan vaksinasi terhadap pekerja beserta keluarganya,” kata Eko.
Eko menjelaskan, sebagai perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit, anak usaha Grup Astra Agro beroperasi di Aceh hingga Sulawesi. Tidak sedikit lokasi yang harus ditempuh dalam waktu berjam-jam menggunakan transportasi udara, darat maupun air. Selain menerapkan protokol kesehatan secara ketat, upaya serius untuk melindungi karyawan beserta keluarganya juga dilakukan perusahaan dengan menggelar program vaksinasi.
Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo menyatakan pihaknya memberikan pelayanan vaksinasi secara profesional terhadap para pekerja dan perkebunan Astra Agro Lestari dan keluarga mereka untuk mempercepat pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) di sektor perkebunan.
“Kami senang dapat memberikan vaksinasi kepada para pekerja perkebunan Astra Agro Lestari yang sebagian besar berada di remote area agar terhindar dari ancaman Covid-19. Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, Kimia Farma siap mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat herd immunity dalam hal ini di sektor perkebunan
kelapa sawit,” ujarnya saat meninjau vaksinasi pekerja perkebunan PT Tribuana Mas, Desa Buas-Buas, Kecamatan Candi Laras Utara, Kalimantan Selatan, Jumat (13/8).
Kimia Farma Diagnostika telah memberikan pelayanan VGR sejak 18 Mei 2021 saat penyuntikan perdana (kick off) yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Kawasan Industri Jababeka, Jawa Barat. KFD telah memberikan pelayanan VGR kepada karyawan/karyawati sektor manufaktur, perbankan, media, ride hailing, migas, pertambangan, dan sekarang masuk ke sektor perkebunan kelapa sawit yang sebagian besar berada di wilayah terpencil (remote area).
Plt. Direktur KFD Agus Chandra menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjalankan penugasan vaksinasi di setiap pelosok Indonesia. Dia juga berharap vaksinasi ini dapat meningkatkan imunitas pekerja perkebunan sehingga produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebagai komoditas unggulan ekspor Indonesia tetap terjaga.
“Kimia Farma berdedikasi dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi melalui vaksinasi. Setelah melayani di Papua Barat, kini kami memberikan layanan vaksinasi di Serambi Makkah, Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tentu banyak tantangan terutama dalam pengiriman vaksin ke lokasi remote area seperti di kawasan perkebunan di pedalaman. Kualitas vaksin harus terjaga, vaksinator profesional dan seluruh proses vaksinasi berjalan sesuai prosedur,” ucapnya.
Agus menyambut baik langkah AALI yang memprioritaskan vaksinasi para pekerja perkebunan dan keluarga mereka. Kimia Farma dan Astra Agro Lestari memiliki persamaan pandangan bahwa percepatan perekonomian nasional melalui sektor perkebunan kelapa sawit harus dilindungi. Sektor ini sangat strategis, karena menyerap banyak tenaga kerja dan penghasil devisa negara. Selain itu, industri kelapa sawit juga berkontribusi besar dalam transisi energi fosil menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan melalui bauran 30% biodiesel (B30). Produk turunan dari minyak sawit juga menjadi bahan pembuatan hand sanitizer.
“Keberlangsungan produksi kelapa sawit perlu dijaga. Vaksinasi para pekerja perkebunan menjadi salah satu cara untuk menjaminnya. Ini merupakan sinergi BUMN Farmasi dan industri perkebunan kelapa sawit nasional untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional,” tuturnya.
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Tofan Mahdi
SVP of Communication and Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk.
Jl. Puloayang Raya Blok OR I, Kawasan Industri Pulogadung 13930. Telp: (62-21) – 4616555Tofan.mahdi@astra-agro.co.id
Ganti Winarno P.
Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk
Jl. Veteran No. 9 Jakarta 10110
Telp. (62-21) – 3847709 corsec@kimiafarma.co.id
Tentang Astra Agro Lestari
PT Astra Agro Lestari Tbk mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau. Kini, Astra Agro terus berkembang dan saat ini menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan tata kelola terbaik dengan anak-anak usaha yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Dalam mengelola perkebunan kelapa sawit, sejak awal berdirinya, Astra Agro telah membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan intiplasma dan IGA (Income Generating Activity) atau kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat baik melalui budidaya sawit maupun non sawit. Kerjasama ini memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar. Kerja sama ini sesuai dengan semangat yang dicanangkan perusahaan, yaitu “Prosper with the Nation”.
Untuk menjaga keberlangsungan usaha, selain mengelola lahan perkebunan kelapa sawit, Astra Agro juga mengembangkan industri hilir yang terkait. Perusahaan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat, dan di Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk olein, stearin, dan PFAD ini untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok dan Filipina. Mulai tahun 2016, perusahaan juga telah mengoperasikan blending plant atau pabrik pencampuran pupuk di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Menghadapi tantangan di masa mendatang, Astra Agro memfokuskan strategi usaha pada upaya peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi di semua lini, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor prospektif yang terkait dengan usaha inti di bidang perkebunan kelapa sawit. Inovasi-inovasi juga terus dilakukan, termasuk menerapkan digitalisasi sejak tiga tahun lalu.
Tentang Kimia Farma
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Mencatatkan saham perdana untuk publik (IPO) pada tanggal 4 Juli 2001 dengan kode emiten KAEF dan komposisi saham 90,025% milik pemerintah dan 9,975% milik publik. Melalui proses inbreng yang dilaksanakan Pemerintah Republik Indonesia pada 28 Februari 2020, kepemilikan saham 4.999.999.999 saham seri B dialihkan kepada PT Bio Farma (Persero)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), pemerintah menugaskan PT Bio Farma (Persero) dalam pengadaan dan pendistribusian vaksin Covid-19, peralatan pendukung, serta logistik. Vaksinasi Gotong Royong (VGR) merupakan pelaksanaan vaksinasi kepada karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum/badan usaha.
Sementara itu, perusahaan yang akan menjadi peserta Vaksinasi Gotong Royong (VGR) melakukan pendaftaran terlebih dahulu melalui Kadin Indonesia atau Bio Farma (Holding Farmasi). Selanjutnya, Kadin bekerja sama dengan Bio Farma melalui anak usahanya PT Kimia Farma Tbk dalam pendistribusian dan penyuntikan VGR. Emiten farmasi berkode saham KAEF itu menunjuk cucu usahanya, PT Kimia Farma Diagnostika untuk memberikan pelayanan VGR. Kimia Farma Diagnostika merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek.