HERD Immunity atau kekebalan kelompok ditargetkan pemerintah tercapai sebelum 2021 berakhir. Di Agustus ini saja, target capaian vaksinasi Covid-19 harian sebanyak 2,5 juta dosis.
Menjadi sangat penting ketika herd immunity terbentuk di Indonesia. Dengan begitu, kehidupan masyarakat bisa kembali normal meski kebiasaan baru masih tetap harus dijalani. Perekonomian pun bisa kembali berputar.
Bicara soal herd immunity, itu bukan sekadar daerah padat penduduk saja, karena mereka yang menetap di pelosok daerah atau remote area pun berhak mendapatkan vaksin dan kelompok masyarakat ini bisa menyumbang akumulasi data nasional.
Karena itu, pekerja perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah di Indonesia mulai divaksin Covid-19. Berdasar laporan dari PT Astra Agro Lestari, Tbk, ada tiga wilayah perkebunan kelapa sawit yang pekerja dan keluarganya mulai mendapatkan vaksin.
“Kebun kelapa sawit di PT Tribuana Mas, Desa Buas-Buas, Kecamatan Candi Laras Utara, Kalimantan Selatan; PT Karya Tanah Subur, Meulaboh, Banda Aceh; dan PT Letawa di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat,” kata Chief of Human Capital Officer PT Astra Agro Lestari Tbk, Eko Prasetyo Wibisono, dalam webinar, Jumat (13/8/2021).
Ia melanjutkan, terdapat ‘drama’ tersendiri saat menghadirkan vaksin ke tengah-tengah kebun kelapa sawit. “Proses distribusi memakan waktu yang cukup lama karena medan yang ditempuh mulai dari darat, udara, darat, laut, darat lagi, sampai melewati sungai segala,” tambahnya.
Di situlah nilai keistimewaan vaksinasi daerah pelosok. Bukan hanya soal distribusi yang kompleks, menghadirkan tenaga kesehatan untuk memvaksin pekerja kebun kelapa sawit pun memiliki tantangannya sendiri.
“Kalau nakesnya ditempatkan di kebun kelapa sawit 1-2 hari masih enak, kayak liburan mereka, tapi kalau berbulan-bulan, bosan juga pasti. Tapi kami pastikan nakes yang menjadi vaksinator memang tersertifikasi dan memang berdedikasi untuk negeri,” papar Plt Direktur Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra.
Menariknya lagi, bicara soal vaksinasi di daerah pelosok, maka akan berhadapan dengan masalah ketidakpercayaan. Agus Chandra menerangkan bahwa kekhawatiran soal itu memang jelas, namun di Aceh hal tersebut bisa teratasi.
“Berdasar pantauan saya langsung di Aceh, ada trik khusus yang dilakukan penyedia fasilitas vaksinasi agar warga di kebun kelapa sawit ini mau divaksin, salah satunya memberikan informasi positif,” paparnya.
“Jadi, pihak penyedia sentra vaksinasi menghadirkan stakeholder, management, Polsek, Puskesmas, bahkan Bupati juga ikut memberikan arahan dan pernyataan bahwa vaksin Covid-19 itu aman, dan ternyata itu berhasil. Warga tidak punya rasa takut untuk divaksin,” ungkap Agus Chandra.
Vaksinasi kepada pekerja perkebunan kelapa sawit pun memberi dampak positif lain. Bukan hanya sebagai upaya menjaga kesehatan pekerja di wilayah pelosok, juga memastikan sektor kelapa sawit tetap berjalan baik. Sebab, sektor ini menjadi komoditas unggulan ekspor Indonesia.
“Sektor ini sangat strategis karena menyerap banyak tenaga kerja dan penghasil devisa negara. Selain itu, industri kelapa sawit juga berkontribusi juga dalam transisi energi fosil menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Vaksinasi untuk pekerja perkebunan kelapa sawit ini mengandalkan stok vaksin dari program Vaksinasi Gotong Royong. Vaksin produksi Sinopharm yang dipakai dan ditargetkan, sebanyak 36 ribu pekerja kelapa sawit tervaksinasi pada akhir Agustus 2021.
Sumber: Okezone.com