Pemangkasan pungutan ekspor dan kenaikan harga jual minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membuat tingkat pertumbuhan kinerja keuangan perseroan tahun ini lebih pesat dibandingkan perkiraan semula.
BRI Danareksa Sekuritas merevisi naik proyeksi laba bersih Astra Agro menjadi Rp 1,76 triliun tahun ini dibandingkan perkiraan semula Rp 1,36 triliun. Begitu juga dengan proyeksi pendapatan tahun ini direvisi naik dari Rp 20,57 triliun menjadi Rp 21,56 triliun.
Revisi naik proyeksi kinerja keuangan tersebut sejalan dengan revisi naik rata-rata harga jual CPO perseroan dari Rp 9.083 menjadi Rp 9.262 per kilogram (kg). Dengan kenaikan tersebut, perkiraan margin bersih (net margin) perseroan direvisi naik dari 6,6% menjadi 8,2%.
Sedangkan volume penjualan CPO perseroan direvisi naik dari 1,52 juta ton menjadi 1,59 juta ton pada 2021. Tahun ini, perseroan diperkirakan memproduksi sebanyak 1,59 juta ton CPO dan 4,91 juta ton tandan buah segar (TBS) dari kebun sendiri.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny mengungkapkan, pemangkasan pungutan ekspor CPO bakal berimbas terhadap kenaikan harga jual CPO perseroan sekitar US$ 50 per ton. Begitu juga dengan perkiraan rata-rata harga jual dinaikkan menjadi 3.400 ringgit Malaysia per ton.
“Dengan estimasi harga jual CPO dinaikkan menjadi 3.400 ringgit Malaysia per ton tahun ini dibandingkan perkiraan semula 3.200 ringgit Malaysia per ton, harga jual CPO Astra Agro berpotensi menjadi Rp 9.262 per kg atau direvisi naik sekitar 2% dari perkiraan semula,” tulis Andreas dalam risetnya.
Dia juga meyakini bahwa volume penjualan CPO Astra Agro akan mengalami peningkatan pada paruh kedua tahun ini, apalagi setelah India menurunkan tarif impor CPO. Dengan harga jual yang cenderung naik, Astra Agro akan diuntungkan di tengah peluang kenaikan volume produksi.
Adapun realisasi kinerja keuangan Astra Agro sepanjang semester I-2021 sudah sesuai ekspektasi BRI Danareksa Sekuritas. Lonjakan kinerja keuangan sejalan dengan kenaikan harga jual CPO global menjadi Rp 10.400 per kg pada semester I-2021 atau naik 27,4% dari periode sama tahun lalu. “Perolehan laba bersih setara dengan 48,9% dari target kami dan 50,2% dari konsensus analis,” jelas Anreas.
Astra Agro membukukan kenaikan laba bersih 65,7% menjadi Rp 649,3 miliar dari Rp 392 miliar. Penjualan perseroan meningkat 19,3% dari Rp 9,08 triliun menjadi Rp 10,83 triliun. Begitu juga dengan margin keuntungan kotor meningkat menjadi 20,4% sepanjang semester I-2021.
Didukung pencapaian kineija keuangan yang sesuai ekspektasi dan tren kenaikan harga jual CPO mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham AALI dengan target harga direvisi naik menjadi Rp 18.000.
Tahun ini, Astra Agro mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 9% dari anggaran 2020 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Seluruh capex akan didanai secara mandiri dari hasil operasional. (Parluhutan S)
Sumber: Investor.id