JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan kenaikan produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) selama periode Januari hingga Agustus tahun ini.
Sampai akhir Agustus 2021, emiten sawit berkode saham AALI di Bursa Efek Indonesia ini mencatatkan produksi sebanyak 1,01 juta ton CPO. Jumlah tersebut tumbuh 11,3% dibandingkan realisasi produksi di periode sama tahun lalu sebesar 909.000 ton.
Communication and Investor Relations Manager PT Astra Agro Lestari Tbk Fenny Sofyan mengatakan, peningkatan produksi CPO sangat dipengaruhi kenaikan pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga. “Peningkatan ini terkait program kemitraan yang kami lakukan,” ungkap dia kepada KONTAN, Sabtu (18/9).
Berdasarkan laporan bulanan perusahaan, tonase TBS pihak ketiga mencapai 2,23 juta ton pada Januari-Agustus 2021. Angka tersebut meningkat 40,1% dibandingkan tonase TBS pihak ketiga pada Januari-Agustus 2020, yang sebesar 1,59 juta ton.
Sementara itu, realisasi volume panen TBS inti dan plasma Astra Agro sepanjang Januari hingga Agustus 2021 berjumlah 2,97 juta ton, naik tipis 0,1% dibandingkan realisasi Januari-Agustus 2020 yang sebesar 2,97 juta ton.
Secara terperinci, realisasi volume panen TBS inti dan plasma pada periode Januari hingga Agustus tahun ini berasal dari panen kebun sawit di wilayah Sumatra sebanyak 1,16 juta ton. Panen dari Kalimantan 1,33 juta ton dan Sulawesi 472.000 ton.
Fenny menjelaskan, produksi TBS dan CPO Astra Agro sudah menunjukan tren peningkatan sejak Februari 2021. Adapun faktor cuaca yang mendukung kegiatan produksi diyakini menjadi faktor di balik peningkatan produksi ini. “La Nina sejak Januari 2021 diprediksikan memberikan pengaruh baik pada produksi hingga akhir tahun nanti,” ucap Fenny.
Dalam rencana AALI, emiten Grp Astra ini bisa menghasilkan 20 ton CPO dari setiap hektare (ha) kebun inti pada tahun ini. Dengan cara itu, manajemen AALI berharap tahun ini bisa mencatatkan pertumbuhan produksi CPO sekitar 5% pada kebun inti dibandingkan realisasi produksi CPO dari kebun inti pada tahun lalu.
Sebagai catatan, total realisasi produksi CPO AALI (kebun inti dan non kebun inti) berjumlah 1,42 juta ton di sepanjang tahun 2020. Dengan demikian, realisasi produksi CPO AALI di delapan bulan tahun ini sudah mencapai sekitar 70,74% dari total realisasi produksi CPO tahun 2020.
Menjajaki pasar baru
Manajemen Astra Agro juga berharap bisa mencatatkan kinerja bisnis yang lebih baik dibandingkan rata-rata industri sawit di dalam negeri di sisa tahun berjalan ini.
“Bahkan tidak tertutup kemungkinan kami melakukan rencana penjajakan di pasarpasar baru. Saat ini negara tujuan ekspor kami ke India, China dan Pakistan,” imbuh Fenny.
Pada tahun ini, Astra Agro mencanangkan anggaran be-larga modal atau capital expend if arc (capex) sekitar Rp 1 triliun. Sementara penggunaan dana belanja modal tersebut untuk keperluan peremajaan tanaman atau replanting, perawatan rutin aset tetap seperti jembatan, jalan dan Iain-lain. Sepanjang paruh pertama tahun ini, AALI telah merealisasikan belanja modal Rp 381,91 miliar.
Per akhir Juni 2021, Astra Agro mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp 10,83 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 19,28% dibandingkan pendapatan bersih di akhir Juni 2020 yang sebesar Rp 9,08 triliun. Adapun laba kotornya senilai Rp 2,21 triliun, naik 70% year-on-year (yoy).
Dari sisi bottom line, AALI meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 649,34 miliar di semester I-2021. Angka itu naik 65,09% dibandingkan laba di semester I-2020 senilai Rp 391,90 miliar. (M Krishna P)
Sumber: Kontan