JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan mandatori biodiesel 30 persen atau B30 yang diterapkan sejak 1 Januari 2020 telah berhasil mengurangi impor solar.
Hal itu membuat negara bisa berhemat devisa hingga 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 114 triliun (asumsi kurs Rp 14.250 per dollar AS).
“Pengurangan impor solar atau penghematan devisa dengan implementasi B30 hingga saat ini sebanyak 8 miliar dollar AS,” kata Airlangga dalam acara Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235 Campuran Bahan Bakar Bioavtur, Rabu (6/10/2021).
Selain menghemat devisa, program B30 juga dinilai berhasil menurunkan gas rumah kaca hingga 22,43 juta karbondioksida pada tahun lalu. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong penggunaan B30 secara masif, terlebih kebijakan ini juga disebut turut mendongkrak harga kelapa sawit.
“Pemerintah menargetkan penggunaan B30 mencapai 9,2 juta kilo liter agar bauran kebijakan 23 persen bauran dari energi baru terbarukan bisa tercapai di tahun 2025,” jelasnya.
Menurut Airlangga, penggunaan kelapa sawit sebagai bahan bakar lebih efektif ketimbang sumber minyak nabati yang lainnya. Misalnya untuk menghasilkan 1 ton minyak kelapa sawit hanya membutuhkan lahan seluas 0,3 hektar lahan.
Sementara untuk menghasilkan 1 ton reddit oil yang membutuhkan lahan seluas 1,3 hektar, sunflower oil butuh 1,5 hektar, dan soy bean oil butuh 2,5 hektar.
“Indonesia negara terbesar yang menguasai 55 persen pasar sawit di dunia. Selain itu, dibandingkan komoditas pesaing, kelapa sawit lebih efisien dan produktivitasnya lebih tinggi,” kata dia.
Maka, dengan pemanfaatan energi terbarukan itu, Airlangga menegaskan, Indonesia terus berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 29 persen di 2030 dengan usaha sendiri, dan 41 persen dengan dukungan kerja sama teknik dari internasional.
Hal ini sesuai dengan konvensi perubahan iklim yang telah disepakati dalam Paris Agreement pada 2015 lalu.
“Target penurunan CO2 di sektor energi berfokus pada pemanfaatan energi baru terbarukan atau EBT,” pungkas Airlangga. (Yohana Artha)
Sumber: KOMPAS.com