Dubai – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) akan menggelar pelatihan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) bagi petani sawit Indonesia pada November 2021. Sertifikasi ISPO mengacu pada indikator yang ada pada SDG’s atau tujuan pembangunan keberlanjutan.
“Kami masih menunggu dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbud) Kementerian Pertanian untuk daftar peserta pelatihan ISPO,” kata Plt Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo kepada Tempo di sela-sela acara di Dubai Expo 2020, Uni Emirat Arab, Rabu, 20 Oktober 2021.
Menurut dia rekomendasi nama-nama peserta dari Dirjenbud akan diterima pada akhir Oktober untuk selanjutnya kegiatan digelar pada awal November 2021. “Pelatihan ini digelar berdasarkan pendanaan BPDPKS anggaran 2021,” kata dia.
Pelatihan ISPO ini menjadi yang pertama kali digelar BPDPKS sejak adanya acuan Peraturan Menteri Pertanian no 7 tahun 2019 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.
“Total dana untuk pengembangan SDM pada tahun anggaran 2021 adalah Rp 115 miliar,” kata Edi. Juga termasuk beasiswa bagi 660 mahasiswa program vokasi sawit. Di antaranya di 6 lembaga pelatihan yakni AKBY Yogya, LPP Yogya, ITSP, Politeknik Kampar dan STIPAK Medan.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Rino Afriano mengatakan petani sawit wajib ikut ISPO sesuai acuan Perpres no 44 tahun 2020, turunan Permentan no 38 tahun 2020 tentang penyelenggaraan sertifikasi perkebunan sawit berkelanjutan Indonesia.“Petani diwajibkan ikut ISPO namun ada waktu transisi lima tahun sejak 2020,” kata Rino, Kamis, 21 Oktober 2021.
Ia mengatakan pelatihan petani dan kelembagaannya penting dilakukan untuk mempersiapkan segala dokumen dan kelengkapan dalam rangka pemenuhan sertifikasi ISPO.
Sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri mengatakan Indonesia sudah melakukan kesepakatan dengan Uni Eropa dalam konteks ASEAN Uni Eropa untuk melakukan join working group dan platform melakukan SDG’s dari semua minyak nabati, diantaranya minyak sawit.
“Kita dorong di FAO untuk melakukan standar yang tidak diskriminatif untuk semua minyak nabati. Dan kita paham betul inilah solusi terbaik. Dan kita siap dan commit,” kata mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini, pada 19 Oktober 2021 di Dubai Expo 2020. Komitmen Indonesia adalah menerapkan ISPO.
Langkah ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan daya dan keberterimaan dunia internasional. (Martha Warta)
Sumber: TEMPO.CO