JAKARTA — Indonesia dan Belanda kembali melakukan kerja sama terkait sektor kelapa sawit melalui dorongan diversifikasi usaha hingga pendampingan untuk meningkatkan hasil panen. Kedua negara tercatat banyak melakukan kerja sama mengenai komoditas kelapa sawit.
Kerja sama pemerintah Indonesia dan kerajaan Belanda itu tercantum dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) on Sustainable Palm Oil Production Cooperation beberapa waktu lalu.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menjelaskan bahwa kedua negara menindaklanjuti MoU tersebut pada tahun ini.
Indonesia dan Belanda membentuk Bilateral Economic Commission sebagai wadah dialog dan melakukan pengaturan teknis terkait kelanjutan kerja sama. Hal itu pun disampaikan dalam dialog National Initiatives for Sustainable and Climate Smart Oil Palm Smallholders (NI-SCOPS) sebagai rangkaian kegiatan Climate Change Conference of the Parties (COP26).
Menurut Musdhalifah, terdapat tiga tugas pokok dari kegiatan tersebut. Pertama yaitu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun rakyat kelapa sawit dengan penerapan diversifikasi usaha, akses pasar, fasilitasi sertifikasi ISPO dan pendampingan untuk meningkatkan hasil panen.
Kedua, peningkatan kapasitas pekebun rakyat kelapa sawit dalam upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Ketiga, peningkatan usaha mitigasi perubahan iklim melalui reforestasi dengan agroforestry dan skema replanting.
“Dialog antar kedua negara ini dapat membuktikan kepada dunia internasional bahwa kerja sama antara negara konsumen dan negara produsen kelapa sawit dapat terjalin dengan baik,” ujar Musdhalifah pada Selasa (9/11/2021).
Menurutnya, kegiatan NI-SCOPS berlangsung di empat provinsi, yakni di Aceh dan Sumatera Utara dengan implementing partners yaitu Indonesia Distribution Hub (IDH). Lalu, di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dengan Solidaridad.
Sebelumnya, Indonesia dan Belanda melakukan kerja sama mengenai Joint Production on Sustainable Palm Oil pada Jumat (27/09/2019). Kerja sama tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas petani sawit skala kecil.
Lalu, pada 2020 Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda Sigird Kaag menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan teknologi dan pengetahuan para petani sawit di Indonesia.
Belanda merupakan importir kelapa sawit terbesar dari Uni Eropa (EU). Negara tersebut mengimpor sekitar 25 persen sawitnya, kemudian memproses sebagian besar minyak sawit untuk mengekspornya. (Wibi P)
Sumber: Bisnis.com