JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali menyentuh rekor tertinggi. Harga CPO kontrak pengiriman April 2022 di Malaysia Derivatives Exchange menyentuh harga tertinggi lebih dan lima tahun di RM 5.193 per ton.
Ibrahim Assuaibi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan harga CPO terangkat karena Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia mengumumkan memulai persiapan ujicoba program B40 di Februari nanti. Ibrahim menilai ujicoba ini akan banyak menyerap pasokan CPO, sehingga ada potensi Indonesia akan membatasi ekspor CPO.
Research & Development ICDX Yoga Girta juga mengamini harga CPO bergerak dalam tren naik lantaran kebijakan pemerintah Indonesia. Ia juga menyebut, kebijakan pembatasan ekspor dalam upaya pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri ikut membuat harga CPO melesat. “Sentimen ini masih berlanjut karena baru akan efektif berlaku pada 24 Januari nanti,” kata Yoga.
Maklum saja, di saat yang sama, produksi CPO global masih terbatas, Ibrahim menuturkan, ekspor CPO dari Malaysia di periode 1-15 Januari mengaiami penurunan hingga 32%-45%.
Penyebabnya, di Malaysia terjadi kekurangan tenaga kerja yang berkepanjangan sejak pandemi Covid-19 muncul. “Tenaga kerja asing masih kurang dan belum kembali bekerja memproduksi CPO, ditambah produksi juga menurun karena badai La Nina,” kata Ibrahim, Kamis (20/1).
Di sisi lain, ada ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia. Sentimen ini juga turut mengangkat naik harga komoditas, termasuk CPO.
Ibrahim melihat, respons AS mengeluarkan ultimatum bagi Rusia menambah ketegangan, sehingga membuat dollar AS melemah. Otomatis, harga komoditas juga naik.
Dengan melihat katalis yang ada saat ini, Yoga memperkirakan besar kemungkinan harga CPO masih bertahan di atas RM 5.000 per ton setidaknya hingga kuartal I-2022. Ibrahim juga optimistis tren kenaikan harga CPO akan berlanjut hingga kuartal I-2021.
Namun, di kuartal selanjutnya, Ibrahim memperkirakan harga komoditas perkebunan ini akan menurun menjadi kisaran RM 4.000 hingga akhir tahun ini. “Saat lonjakan sudah tinggi, secara teknikal harga akan melandai, sehingga kenaikan harga saat ini tidak menjadi alasan bagi pelaku pasar untuk investasi jangka panjang,” kata Ibrahim.
Sedangkan Yoga memprediksi harga CPO tahun ini masih berpotensi menguat. “Indonesia dan Malaysia kompak akan menerapkan program mandatory biodiesel lanjutan di tahun ini, yang dapat memperketat pasokan di pasar global,” kata Yoga. Sementara, sentimen negatif yang berpotensi menekan harga CPO adalah bila mandatory biodiesel ditunda. (Danielisa Putriadita)
Sumber: Kontan