Jakarta – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali menguat di perdagangan hari ini, Jumat (28/1/2022) dan kembali mencetak rekor harga tertinggi sejak 1980.
Menurut data Refinitiv, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives menguat tipis 0,77% atau naik 42 poin ke posisi MYR 5.486/ton. Bahkan, harga CPO hari ini kembali mencetak rekor baru dan menjadi titik tertinggi sejak 1980. Tercatat harga CPO naik 57,17% secara tahunan (yoy).
Menurut analis Reuters Wang Tao, harga CPO dapat menguji titik resistance di MYR 5.585/ton, apabila harga CPO hari ini dapat menembus di atas titik resistance, artinya harga CPO bisa saja terus melambung ke kisaran MYR 5.608-5.676/ton.
Kenaikan pada gelombang 5-3 bisa lebih panjang dari gelombang 5-1 dan dapat bergerak di atas MYR 5.676/ton. Setelah harga CPO melewati atas titik resistance di MYR 5.484/ton, kontrak minyak sawit bisa saja menembus titik target MYR 5.558/ton.
Pada daily chart, harga CPO diperkirakan akan menembus titik resistance di MYR 5.473/ton dan akan membuka jalan naik ke titik target lebih tinggi di MYR 5.821/ton. Namun, kemungkinan koreksi yang lumayan dalam bisa saja terjadi di kisaran MYR 5.641-5.821/ton.
Minyak sawit di pasar minyak nabati Eropa juga naik dua hari beruntun menyusul minyak sawit berjangka Malaysia yang naik dan adanya kecemasan tentang pasokan yang ketat akibat ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Permintaan harga minyak sawit sebanyak $15 dan $35/ton lebih tinggi setelah minyak sawit berjangka Malaysia ditutup, harganya naik antara MYR 54 dan 119/tonnya.
Sentimen positif dari dalam negeri bahwa Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan Indonesia akan memproduksi 49 juta ton minyak sawit mentah pada 2022, yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 46,89 juta ton.
Dia mengharapkan ekspor minyak sawit di 2022 dapat mencapai 33,21 juta ton, walaupun nilai tersebut masih lebih rendah dibanding angka ekspor di tahun sebelumnya. Tercatat ekspor Indonesia di 2021 mencapai 34,23 juta ton.
Jika harga minyak sawit dunia terus melonjak, maka Indonesia akan diuntungkan karena harga ekspor minyak sawit menjadi lebih tinggi dan dapat berkontribusi pada pendapatan Indonesia. Sebab, Indonesia dan Malaysia menyumbang sekitar 90% dari produksi minyak sawit global, sementara India, China, Eropa merupakan konsumen utama. (Annisa Aflaha)
Sumber: CNBC Indonesia