JAKARTA — Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menuturkan Malaysia hingga Brasil belakangan berguru ke Indonesia terkait dengan pengembangan biodiesel berbahan sawit 30 persen atau B30.
Dadan mengatakan pengembangan B30 di dalam negeri relatif menunjukkan kemajuan yang pesat. Hal itu, kata Dadan, terbukti lewat kemampuan Indonesia untuk menentukan harga bahan bakar itu di pasar dunia.
“Secara nasional kita pengguna terbesar untuk hal tersebut dan kita juga jadi trendsetter. Malaysia sekarang nanya ke Indonesia, Brazil juga bertanya ke kita, saya sendiri menerima yang dari pihak Brazil-nya,” kata Dadan dalam Seminar Bioenergi Tingkatkan Bauran Green Energy PLN yang disiarkan daring, Kamis (30/6/2022).
Menurut Dadan, kedua negara itu ingin mengetahui langkah dan tahapan pengembangan B30 di Indonesia yang relatif berhasil hingga saat ini. Malahan, Kementerian ESDM juga berencana untuk menerapkan uji coba B40 secara terbatas mulai besok.
“Mereka bertanya kenapa kita bisa sampai 30 persen, kita memang tidak ada contohnya tidak ada studi lapangan,” tuturnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40 persen (B40) pada Juli 2022 sudah mulai tahap finalisasi.
“Saat ini masih finalisasi persiapan, semoga dapat dilaksanakan sesuai target yang disampaikan Pak Dirjen,”ujar Direktorat Bioenergi ESDM Edi Wibowo pada Bisnis, Selasa (28/6/2022).
Edi menambahkan bahan bakar nabati yang dibutuhkan untuk B40 adalah B100( Crude Palm Oil) sekitar 47.000 liter dan D100 sebanyak 7.000 liter atau total crude palm oil (CPO) sekitar 55.000 liter. Edi juga menambahkan jumlah kendaraan yang diuji sekitar 12 unit dengan jarak 50.000 km. “Uji coba B40, yang dimaksud B100=biodiesel; D100= green diesel. Nantinya akan dicampur dengan minyak solar [B0],” jelas Edi.
Sumber: Bisnis.com