Jakarta – PT Pertamina (Persero) mulai melakukan transformasi energi baru terbarukan pada produknya. Salah satu transformasi yang dilakukan adalah pada bahan bakar avtur.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan pihaknya saat ini sedang mengembangkan produksi avtur berkelanjutan atau dikenal sebagai sustainable aviation fuel (SAF). Pertamina mengembangkan avtur dengan campuran minyak sawit.
Dia menjelaskan pengembangan yang dilakukan oleh pihaknya adalah dengan mencampurkan produk olahan minyak sawit Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) ke dalam avtur. Takarannya sekitar 2,5%.
“Kita akan memulai membuat sustainable aviation fuel, mencampur sawit ke dalam avtur juga. Kita mulai 2,5% dicampur dengan RBDPO, jadi sawit diproses kemudian jadi bahan baku bio avtur,” papar Nicke dalam forum Pimpinan Redaksi di kompleks Rumdin RCC (Rumbai Comand Centre), Pekanbaru, Riau, Minggu (8/8/2022).
Dia menyatakan pengembangan avtur campuran ini sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Maka dari itu Pertamina akan mempercepat pengembangannya kemudian melakukan produksi SAF di Indonesia.
Di luar negeri campuran avtur lebih beragam. Nicke menjelaskan di Singapura avtur dicampur dengan minyak sawit masak bekas pakai, sementara di Amerika Serikat avtur dicampur dengan lemak hewan.
“Negara lain sudah lakukan ini, akan kami tingkatkan juga. Di Singapura itu dia pakai used cooking oil, Air product mereka campur dengan animal fat,” kata Nicke.
Sebelumnya, produk pengembangan Pertamina ini sudah pernah diuji coba di dalam negeri. Pemanfaatan campuran bioavtur telah sukses melewati uji terbang dengan menggunakan pesawat CN235-200 FTB pada akhir tahun 2021 yang lalu. Kala itu avtur yang digunakan adalah campuran minyak sawit dengan takaran 2,4%.
Sumber: Detik.com