PASANGKAYU – PT Letawa anak usaha perusahaan PT Astra Agro Lestari (AAL) Tbk Group Area Celebes 1 konsisten menjalankan Catur Dharma Astra. Salah satu diantaranya adalah menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, direalisasikan dalam bentuk program public contribution (kontribusi publik).
Salah satu bentuk public contribution dilaksanakan PT Letawa dengan melakukan pendampingan kepada Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, dalam verifikasi program Kampung Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan program pemerintah melalui KLHK salah satu upaya mewujudkan komitmen Indonesia mengendalikan perubahan iklim dan mengurangi efek gas rumah kaca.
Proklim dijalankan berbasis masyarakat dengan membumikan isu global perubahan iklim menjadi aksi bersama. Pemerintahmengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menjaga lingkungan dengan aksi nyata yang kreatif dan inovatif.
Desa Makmur Jaya merupakan wilayah ring 1 PT Letawa. Dan sudah menjadi kewajiban PT Letawa untuk memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap program-program desa, salah satunya adalah program kampung iklim yang diikuti Desa Makmur Jaya dilakukan Tim CSR PT Letawa dipimpin Hadiana melakukan pendampingan langsung.
“Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Desa Makmur Jaya yang telah masuk tahap verifikasi lapangan dalam program Kampung Iklim,” kata Hadiana mewakili Administratur PT Letawa Rian Rizaldi, Rabu (17//8/2022).
Oleh karena itu, kata Hadiana, kami turut serta mendampingi saat tim verifikasi dari KLHK datang ke Desa Makmur Jaya.
“Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk selalu berkolaborasi menyukseskan program-program Desa Makmur Jaya,” katanya.
Verifikasi langsung di Desa Makmur Jaya dihadiri tim dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu Tasuruni dan Yosep Pasassa, Analis Industri dan Pencegahan Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Barat Sumarno N Patandi,Staf DLH Sulawesi Barat Fitriani Arifin.
Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pasangkayu Mujahid, Penyuluh Pertanian Pasangkayu Yonatan Tanliu, Camat Tikke Raya Musmuliadi, Kepala Desa Makmur Jaya Ahmad Haeruddin, Babinkamtibmas Bripka Ahmed, Babinsa Serda Mukhsin, dan Ketua PKK Desa Makmur Jaya Arniati.
Kades Makmur Jaya, Ahmad Haeruddin mengatakan, salah satu lokasi verifikasi adalah lahan hutan Kareke memiliki luas 210 hektar (ha) berada di lokasi Hak Guna Usaha (HGU) PT Letawa.
“Areal hutan Kareke sangat dijaga kelestariannya. Hutan Kareke merupakan hutan konservasi secara berkelanjutan oleh PT Letawa dan dijadikan sebagai titik kumpul atau jalur evakuasi jika terjadi bencana banjir, tsunami, atau gempa bumi,” kata Haeruddin.
Menurutnya, areal hutan Kareke juga sangat dijaga, karena merupakan sumber air utama pada masa-masa mendatang.
“Mata air yang terdapat di wilayah hutan Kareke dilindungi pemerintah Desa Makmur Jaya dengan berkolaborasi PT Letawa, Babinkamtibmas, dan Babinsa,” tutur Haeruddin.
Ia menyatakan, pada lokasi titik kumpul evakuasi bencana yang ada di hutan Kareke, telah dibuatkan kolam penampungan air bersih yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih jika seandainya benar-benar terjadi bencana alam.
“Air bersih bersumber dari mata air di areal hutan Kareke. Hal ini kami lakukan sebagai tanggung jawab moral kami sebagai bagian dari Desa Tanggap Bencana (DTB),” ujar Haeruddin.
Dirnhya menjelaskan, pemerintah dan masyarakat Desa Makmur Jaya telah berkomitmen untuk menjaga kelestarian hutan Kareke. Dan kami melarang pembalakan liar serta sangat mencegah terjadinya kebakaran di areal hutan Kareke.
“Melalui program Agroforestry seluas 12 ha, Desa Makmur Jaya berupaya menjaga dan meningkatkan lokasi hutan dengan menanam pohon buah tanpa merusak areal hutan. Ini juga bagian dari program ketahanan pangan yang telah berjalan di desa kami,” jelas Haeruddin.
Sementara Ketua PKK Desa Makmur Jaya, Arniati menyampaikan, berbicara mengenai upaya membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) berbasis masyarakat, Desa Makmur Jaya telah melakukan banyak hal.
“Selain menanam pohon buah di hutan Kareke, masih ada upaya lainnya. Diantaranya adalah memasyarakatkan kegiatan daur ulang sampah plastik menjadi berbagai macam produk kerajinan yang kreatif dan inovatif,” papar Arniati.
Ia menyebutkan, kami dari PKK, turut aktif menyukseskan program pemerintah Desa Makmur Jaya dengan melakukan sosialisasi pemilahan sampah.
“Kami tidak berhenti sampai pemilahan sampah saja, bersama pengurus PKK lainnya, kami mengadakan pelatihan membuat produk kreatif dan inovatif berbahan sampah plastik. Ada beragam produk yang dibuat oleh warga kami,” sebut Arniati.
Menurutnya, kami dari PKK juga mengajak warga untuk melalui program pemanfaatan pekarangan rumah, dimana program ini sangat sederhana dan bermanfaat.
“Sebelum melakukan program, kami melakukan sosialisasi terlebih dahulu, agar warga memahami dengan baik manfaat yang diperoleh dari melaksanakan program tersebut,” tutur Arniati.
Dirinya menjelaskan, warga kami ajak untuk menanam tanaman yang bisa dipanen dalam jangka waktu yang pendek, seperti sayuran, tanaman obat, dan tanaman bumbu masakan.
“Sampai hari ini, warga sangat merasakan manfaat dari program pemanfaatan pekarangan ini. Mereka bisa menghemat pengeluaran bulanan, cukup dengan memetik di pekarangan saja. Bahkan dari tanaman di pekarangan, warga bisa mendapatkan tambahan pemasukan setelah menjual hasil panennya,” jelasnya.
Terpisah Community Development Officer (CDO) PT Letawa, Novi Konjongian mengatakan, kami akan selalu berupaya untuk berikan terbaik bagi masyarakat di wialayah kerja perusahaan, seperti melakukan pendampingan bagi desa di ring satu PT Letawa.
“Pendampingan yang dilakukan tim CSR PT Letawa dalam tahap verifikasi lapangan program kampung iklim semoga bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Desa Makmur Jaya,” imbuhnya. (Nis)
Sumber: Trans89.com