Jakarta – Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat di sesi perdagangan Selasa (30/8/2022), setelah pemerintah Indonesia menaikkan alokasi biodiesel untuk B30. Lantas, bagaimana tren selanjutnya?
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melesat 1,01% ke MYR 4.216/ton pada pukul 08:25 WIB.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters memprediksikan harga CPO masih akan menguji titik support di MYR 4.085/ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju MYR 3.857/ton.
Sementara, titik resistance berada di MYR 4.269/ton. Jika harga CPO dapat menembus di atas titik resistance, maka harga CPO akan naik ke kisaran MYR 4.452-4.680/ton.
Pada Senin (29/8), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup naik tipis sebanyak 2 ringgit menjadi MYR 4.176/ton (US$930,48/ton) dibandingkan pada perdagangan Jumat (26/8) pekan lalu.
Harga CPO terdorong naik oleh harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati. Harga minyak kedelai di Dalian berakhir menguat tipis 0,4%.
Sementara itu, pejabat senior Kementerian Ekonomi Musdhalifah Machmud pada Senin (29/8) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan menaikkan harga referensi minyak sawit mentah untuk periode 1 September-15 September 2022 menjadi US$ 930,02/ton, serta akan meningkatkan pajak ekspor menjadi US$ 124/ton dari sebelumnya di US$ 74/ton.
Indonesia juga akan menaikkan alokasi biodiesel menjadi 11,03 juta kiloliter dari 10,15 juta kiloliter guna mempertahankan mandat B30 karena mereka memproyeksikan konsumsi solar akan meningkat pada kuartal IV-2022, seiring dengan pemulihan ekonomi.
Kepala Strategi Perdagangan Kaleesuwari Intercontinental Gnanasekar Thiagarajan menilai langkah Indonesia untuk menaikkan alokasi biodiesel dapat membantu harga CPO naik karena dapat mengurangi kelebihan persediaan CPO di pasar nabati.
Sumber: Cnbcindonesia.com