India dan Indonesia secara domestik sedang mengkaji berbagai manfaat dari kerjasama regional Indo Pacific Economic Framework Forum (IPEF) untuk kepentingan kedua negara dan sepakat untuk saling mendukung keterlibatan kedua negara dalam kerjasama regional tersebut.
Pemerintah India menyatakan dukungannya atas Presidensi G20 Indonesia akan puncaknya akan digelar di Bali pada November mendatang. “Kami memerlukan dukungan agar dapat tercapai hasil konkrit dari KTT G20 di Bali November mendatang, dimana India akan menjadi anggota Troika dengan Indonesia setelah KTT tersebut,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi.
Adapun Menteri Perdagangan dan Industri Republik India Piyush Goyal mengharapkan dukungan Indonesia dalam berbagai kerjasama ekonomi, misalnya kelapa sawit, perpajakan, daging, beras, industri otomotif, impor ban dan juga batu bara.
Pemerintah Indonesia tengah menggenjot sejumlah kerjasama bilateral untuk meningkatkan volume perdagangan dan juga mempercepat pemulihan ekonomi. Target hubungan kerjasama Indonesia dengan India volumenya dapat mencapai US$50 miliar, dimana saat ini volume perdagangan berkisar US$17 Miliar.
Salah satu dukungan yang diharapkan India adalah peningkatan kerjasama ekonomi melalui ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).
“Kami mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan kebijakan dan insentif yang sesuai untuk mendukung perdagangan produk-produk kedua negara,” kata Menteri Piyush.
Nilai total perdagangan Indonesia dengan India sekitar US$21,01 miliar di 2021 dan tercatat meningkat 48,48% dari 2020 yang sebesar US$14,15 Miliar. Volume perdagangan pada periode Januari hingga Juni 2022 yakni sekitar US$16,6 miliar atau naik 81% dari periode sama tahun lalu.
Pertemuan antara kedua Menteri ini juga membahas mengenai pengembangan kerjasama di bidang farmasi dengan kemungkinan India membangun manufaktur di Indonesia.
Sumber: Theiconomics.com