JAKARTA – Ekspor sawit Indonesia meningkat 16% sepanjang Juli 2022 menjadi 2,7 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu berjumlah 2,33 juta ton, berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Negara yang memengaruhi kenaikan ekspor ini?
Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI, menjelaskan ekspor produk olahan CPO berkontribusi 71% atau sekitar 1,9 juta ton dari total volume ekspor berdasarkan komposisi produk. Disusul ekspor oleokimia 384 ribu ton, ekspor CPO 283 ribu ton, ekspor biodiesel 56 ribu ton, dan olahan CPKO berjumlah 59 ribu ton.
Kenaikan terjadi pada CPO sebesar 174 ribu ton, olahan CPO sekitar 122 ribu ton dan biodiesel sekitar 23 ribu ton. Ekspor biodiesel naik secara konsisten sejak bulan Maret 2022 yang mungkin disebabkan permintaan yang meningkat akibat harga minyak bumi yang sangat tinggi,” ujar Mukti dalam siaran persnya.
Ia menjelaskan bahwa ada empat negara pembeli yang mendongkrak volume ekspor produk sawit Indonesia pada Juli, yaitu India, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. India paling terbesar meningkatkan pembeliannya.
Dari data GAPKI disebutkan pembelian sawit dari India naik 158,4 ribu ton dari 212,4 ribu ton menjadi 370,8 ribu ton. Amerika Serikat mendongkrak pembelian sebesar 127,1 ribu ton dari 95,0 ribu ton menjadi 223,1 ribu ton. Selanjutnya, Tiongkok meningkatkan pembelian 107,9 ribu ton dari 416,2 ribu ton menjadi 524,0 ribu ton. Disusul Malaysia yang bertambah 103,7 ribu ton dari 99,9 ribu ton menjadi 203,6 ribu ton.
Mukti Sardjono menjelaskan bahwa volume ekspor produk sawit sepanjang Juli 2022 mencapai 2,705 juta ton atau ada kenaikan 371 ribu ton dari ekspor bulan Juni.
“Kenaikan ini volume ekspor ini berdampak kepada nilai ekspor produk minyak sawit mencapai US$ 3,800 miliar sedikit mengalami kenaikan dari US$ 3,768 miliar (Rp 52,75 triliun atau setara Rp14.000) pada Juni, ” ujarnya.
Sumber: Sawitindonesia.com