Jakarta – Kelapa sawit merupakan berkah bagi bangsa Indonesia. Permintaan dunia dan nasional akan minyak nabati terus meningkat untuk produk pangan, non pangan maupun energi. Minyak sawit mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan minyak nabati lain, baik dari aspek keragaman produk yang dapat dihasilkan, aspek nutrisi, kesehatan, produktivitas, efisiensi maupun harga sehingga minyak sawit sangat kompetitif untuk memenuhi permintaan tersebut.
Dalam buku “Fakta Kelapa Sawit Indonesia” yang diterbitkan oleh Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) tahun 2010 lalu, mencatat fakta-fakta tentang kelapa sawit yang didasarkan hasil riset akademisi nasional hingga internasional.
1. Kontribusi CPO Indonesia terhadap dunia semakin meningkat dan berhasil mengungguli Malaysia menjadi produsen terbesar dunia sejak 2006. Data GAPKI mencatat, pada 2009, produksi CPO Indonesia mencapai 51,3 juta ton (Oil World, 2010).
2. CPO merupakan bahan baku bagi produk-produk turunan untuk industri pangan dan non pangan. Pengolahan CPO di refinery menghasilkan olein dan stearin dengan produk samping Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). Olein dan stearin dapat diproses lebih lanjut menjadi produk pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening fats maupun produk non pangan seperti sabun, lilin, deterjen dan kosmetik, sedangkan PFAD hanya untuk produk-produk non pangan (APOLIN & MAKSI, 2009).
3. Indonesia mengekspor CPO dan produk turunannya ke lebih dari 45 negara di dunia. Tercatat ada 9 konsumen terbesar CPO Indonesia yaitu India, Uni Eropa, China, Malaysia, Singapura, Bangladesh, Mesir, Pakistan dan Amerika Serikat (BPS, 2008).
4. Komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam minyak sawit sangat seimbang, sehingga sangat tepat menjadi bahan baku minyak goreng (Hariyadi, 2010).
5. Tandan buah segar sawit dapat diproses menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) di pabrik kelapa sawit (PKS). Sisa produksi seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat diolah kembali menjadi berbagai produk biomassa, sedangkan limbah cair menghasilkan gas metana untuk bahan bakar gas dan sisanya dialirkan ke kebun sebagai pupuk (Pusat Data InfoSAWIT, 2010).
Sumber: Wartaekonomi.co.id