JAKARTA – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali naik pada perdagangan Selasa (18/10/2022). Dengan demikian, harga CPO menguat selama tiga hari beruntun.
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Selasa (18/10/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman November 2022 naik 132 Ringgit Malaysia menjadi 3.933 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Desember 2022 menguat 130 Ringgit Malaysia menjadi 3.984 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak pengiriman Januari 2023 terkerek 124 Ringgit Malaysia menjadi 4.011 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Februari 2023 terdongkrak 122 Ringgit Malaysia menjadi 4.031 Ringgit Malaysia per ton.
Serta, kontrak pengiriman Maret 2023 meningkat 107 Ringgit Malaysia menjadi 4.042 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman April 2023 menguat 107 Ringgit Malaysia menjadi 4.047 Ringgit Malaysia per ton.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, pergerakan harga CPO terpantau bergerak pada tren bullish. Sentimen penggeraknya dipengaruhi oleh eskalasi tensi konflik Ukraina yang memicu kekhawatiran bahwa ancaman Rusia untuk menolak memperbarui kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam pada bulan November nanti benar-benar akan dilakukan.
“Selain itu, pemangkasan bea impor CPO oleh India berpotensi mendongkrak kenaikan permintaan dari negara importir CPO terbesar dunia itu,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, Selasa (18/10/2022).
Dengan mempertimbangkan katalis yang ada saat ini, Yoga memprediksi kemungkinan harga CPO masih akan bertahan pada tren bullish. Untuk fokus sementara masih akan terpaku pada situasi di negara produsen utama Indonesia dan Malaysia khususnya terkait ekspor serta kondisi curah hujan, situasi Covid-19 di Tiongkok, perkembangan konflik Ukraina dan perkembangan di pasar minyak nabati.
“Untuk potensi level support berada di kisaran harga 4.250 – 4.400 Ringgit Malaysia per ton. Apabila mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level resistance di kisaran harga 3.750 – 3.600 Ringgit Malaysia per ton,” tutup Yoga.
Sumber: Investor.id