PANGKALAN BUN – Sistem kurikulum pendidikan begitu adaptif terhadap perubahan dan perkembangan era digital dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Hal ini harus menjadi perhatian dan wajib dilakukan penyesuaian oleh setiap lini satuan pendidikan. Oleh karena itu, tim CSR PT Gunung Sejahtera Puti Pesona (PT GSPP) berkolaborasi dengan Tim Komite Bisa turut andil dalam menyebarkan informasi positif, khususnya berkaitan dengan perkembangan kurikulum di bidang pendidikan.
Program Training Komite Bisa untuk sekolah binaan PT GSPP dilaksanakan selama dua hari, yakni Jumat-Sabtu, 13-14 Januari 2023 bertempat di SMPN 1 Satu Atap, Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Agenda kegiatan ini adalah sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Merdeka kepada guru-guru yang berada di sekolah ring 1 PT GSPP.
Acara ini dihadiri perwakilan Korwil Kerja Satuan Pendidikan Pangkalan Banteng, Kepala Desa Kebun Agung, Kepala Sekolah dari sekolah binaan, manajemen PT GSPP, serta guru-guru yang menjadi peserta pelatihan.
Mewakili manajemen PT GSPP, KTU PT GSPP Zhendy Theo berharap seluruh peserta mamapu berpartisipasi aktif dan menyimak dengan baik semua materi dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari itu. Tak lupa, Theo juga memberikan game untuk memantik semangat peserta yang hadir. “Hendaknya kita yang hadir bisa semangat dalam menerima materi,” ujar Theo.
Kegiatan berlangsung interaktif dengan panduan langsung Tim Komite Bisa, Sisworo beserta tim. Para peserta diajak untuk mengenal dan memahami apa saja yang terkait dengan Kurikulum Merdeka sebelum diaplikasikan secara utuh di setiap satuan pendidikan.
Dalam materinya, Sisworo membedah item-item yang ada di Kurikulum Merdeka. Materi dijelaskan secara terperinci dan seluruh peserta diajak untuk berpikir kreatif membuat rencana pembelajaran berdasarkan poin penting yang ada dalam Kurikulum Merdeka.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok-kelompok tersebut mendesain perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka yang nantinya akan dipresentasikan ke kelompok lain dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray.
Dalam model pembelajaran tersebut ada perwakilan dari setiap kelompok yang berkunjung ke kelompok lain dan menjelaskan isi atau materi yang sudah dibuat dalam kelompoknya sendiri.
Semangat peserta seolah tak pernah kendur selama pelatihan yang berlangsung, mulai pagi hingga sore hari. Mereka terlihat antusias menerima ilmu baru tersebut.
Selain mendapatkan ilmu baru yang tentunya sangat bermanfaat untuk proses pembelajaran, pelatihan ini juga menerapkan fun game education, yakni metode transfer ilmu yang diselingi dengan permainan seru. Hal ini tentu saja bertujuan untuk menjaga mood peserta agar tetap semangat selama mengikuti kegiatan.
“Harapannya segala ilmu yang diterima dapat dimanfaatkan dengan baik di setiap satuan pendidikan. Guru-guru yang hadir sebagai peserta juga diimbau untuk menjadi agen dan mentor di sekolahnya masing-masing,” tutup Theo.
Sumber: radarsampit.com