JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menargetkan produksi crude palm oil (CPO) dari kebun inti bisa tumbuh 5% dari realisasi tahun lalu. Proyeksi ini seiring kalkulasi usia tanaman dan faktor cuaca. Direktur Utama AALI Santosa mengatakan, tanaman sawit AALI saat ini sudah masuk usia matang, tidak ada lagi yang usia baru. Maklum, emiten ini melakukan ekspansi pembukaan lahan terakhir 10 tahun lalu. Sekitar sepertiga tanaman AALI telah ada sebelum initial public offering (IPO) pada 1997. Karena itu, AALI sulit memprediksi volume produksi.
Ini membuat AALI kesulitan menentukan target kinerja di tahun ini. Maklum, pendapatan dan laba AALI akan tergantung produksi. Karena itu, Santosa menyebut, program peremajaan sawit jadi keliarusan agar me-jaga keberlanjutan produksi. AALI menargetkan penanaman kembali (replanting) lahan sekitar 5.000 hektare (ha). Untuk mendukung rencana tersebut AALI mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesarRp 1,5triliun-Rp 1,7 triliun tahun ini. Lebih dari separuh capex dialokasikan untuk perawatan tanaman belum menghasilkan.
Sisanya untuk perawatan infrastruktur dan maintenance alat mesin. Santosa mengungkapkan anggaran belanja modal 100% dari kas internal. Hingga September 2022, kas setara kas AALI Rp 4,8 triliun. Santosa menyebut, alokasi capex akan menyesuaikan pergerakan harga pupuk. Pada tahun lalu, harga pupuk sempat naik tinggi, di luar perkiraan manajemen. Karena itu AALI sangat selektif dalam meiakukan replanting, supaya produksi CPO tidak jatuh. Ini karena umumnya tanaman tua di atas 20 tahun ditebang untuk kebutuhan replanting.
Apalagi AALI tidak akan membuka lahan baru di hutan atau lahan gambut. Tapi AALI masih membuka kesempatan akuisisi guna menambah lahan. Saat ini total kebun inti yang dikelola AALI seluas 210.000-220.000 ha, sementara kebun plasma sekitar 68.000 ha Jadi, total kebun kelolaan AALI berkisar 280.000-290.000 ha.
Sumber: Kontan