InfoSAWIT, JAKARTA – Seperti diketahui Lemak padat merupakan bahan penting dalam industri makanan karena fungsi dan stabilitasnya dalam pembuatan makanan. Namun, untuk mendapatkan lemak padat dari minyak jenuh rendah, harus melalui hidrogenasi parsial dan menghasilkan lemak trans.
Merujuk informasi yang dikutip InfoSAWIT dari Malaysian Palm Oil Council (MPOC), lemak trans terkenal karena efek kesehatannya yang merugikan terhadap penyakit kardiovaskular dan dianjurkan oleh WHO untuk mengonsumsi kurang dari 1% dari total asupan energi dalam makanan.
Minyak kelapa sawit secara alami bersifat semi-padat, lantaran mengandung 50% lemak jenuh. Palm stearin – fraksi padat minyak sawit, banyak digunakan sebagai bahan dalam formulasi makanan karena fungsionalitas dan keserbagunaannya. “Kabar baiknya, minyak sawit & stearin bebas lemak trans,” demikian catat MPOC dalam laman resminya.
Meskipun palm stearin lebih tinggi lemak jenuhnya daripada minyak sawit, sering digunakan dalam kombinasi dengan minyak lainnya. Dengan demikian, jumlah kontribusi lemak jenuhnya terhadap produk menjadi relatif kecil.
Sesuai dengan pedoman diet internasional, asupan lemak jenuh harus dijaga pada tingkat yang direkomendasikan (<10% dari total asupan energi setiap hari). Oleh karena itu, jika dikonsumsi dalam batas tersebut dan diikuti dengan diet seimbang, konsumsi minyak sawit tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
“Mengapa khawatir tentang lemak jenuh dalam minyak kelapa sawit, ketika lemak trans dari minyak terhidrogenasi parsial jelas merupakan penyebab penyakit kronis?” catat MPOC.
Sementara, palm Olein (Fraksi Cair Minyak Kelapa Sawit) mengurangi kolesterol seefektif minyak Zaitun, Canola, dan Rapeseed
Banyak penelitian klinis yang membandingkan efek kesehatan dari minyak kelapa sawit dengan minyak zaitun dan kanola telah menunjukkan manfaat yang serupa.
“Minyak sawit telah terbukti sebagai sumber lemak makanan yang sangat baik, cocok untuk dikonsumsi manusia sebagai bagian dari makanan sehat dan seimbang,” catat MPOC.
Masih dilansir MPOC, semua penelitian ini dilakukan oleh lembaga penelitian internasional terkemuka secara global, dan hasilnya mengungkapkan bahwa pola makan kaya minyak sawit memiliki efek yang sama terhadap kadar kolesterol darah seperti minyak zaitun atau kanola. Minyak kelapa sawit juga terbukti tidak memiliki kaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Hal ini disebabkan minyak sawit mengandung 40% lemak tak jenuh tunggal (asam oleat), serta 10% lemak tak jenuh lainnya. Ini secara alami menyeimbangkan komposisi lemak antara lemak tak jenuh dan jenuh dalam minyak sawit. Minyak kelapa sawit juga kaya akan vitamin E tocotrienols, antioksidan kuat alami yang jarang ditemukan dalam makanan. (T2)
Source: infosawit.com