Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) secara kumulatif mencatatkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) selama periode Januari-September 2023 sebesar 4,8 persen (year on year/yoy), dengan yield TBS sebesar 12,4 ton per hektare ( 2,8 persen yoy). Namun, produksi CPO emiten berkode saham AALI tersebut turun 0,7 persen (yoy) menjadi 977 ribu ton.
Adapun produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Astra Agro meningkat 2,2 persen (qoq) atau naik 3,7 persen (yoy), yang mengindikasikan bahwa perseroan membeli lebih banyak TBS dari pihak ketiga.
“AALI terlihat cukup sulit mendorong produksi TBS dan CPO karena umur tanaman yang relatif sudah tua dengan rata-rata umur selama 15,1 tahun dan 37,3 persen berada di umur tua (>20 tahun) dan hanya 37,9 persen tanaman yang berada di umur prima. Yield TBS terus turun dari 21,4 ton/ha pada 2018 menjadi 16 ton/ha pada akhir tahun ini,” tulis analis Samuel Sekuritas, Yosua Zisokhi dan Research Associate Samuel Sekuritas, Daniel Widjaja dalam risetnya. Meskipun produksi CPO AALI stabil pada kuartal III-2023, volume penjualan naik 24,8 persen (yoy) atau meningkat 42,5 persen (qoq).
Kondisi itu membantu peningkatan pendapatan 13,3 persen (yoy) atau terangkat 35,9 persen (qoq) di tengah pelemahan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) CPO perseroan sebesar 19,7% (yoy) atau turun 2,5 persen (qoq). “Laba operasional juga terkerek 19,9 persen (yoy) dengan OPM 8,5 persen, serta laba bersih naik 6,3 persen (yoy) dengan NPM 6,9 persen,” ujar Yosua dan Daniel.
Secara kumulatif, pendapatan AALI turun 5,1 persen (yoy) pada periode Januari-September 2023, dengan penyebab utama penurunan ASP CPO sebesar 23,2 persen (yoy). Namun, pendapatan tersebut masih inline dengan target Samuel Sekuritas dan konsensus analis. Sementara itu, laba bersih AALI anjlok 34,2 persen (yoy) di tengah kenaikan operating expenses (opex) sebesar 4,9 persen (yoy), sehingga net profit margin (NPM) mencapai 5,1 persen dibandingkan 7,4 persen selama periode Januari-September 2023.
“Pencapaian laba bersih AALI di bawah target Samuel Sekuritas dan konsensus, yaitu 48,5 persen dari target 2023 dan 67,2 persen dari target konsensus,” jelas Yosua dan Daniel.
Sumber: Sawitindonesia.com