Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
JAKARTA – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) bervariasi pada Senin (20/11/2023). Berkat ramainya sentimen positif, yaitu menguatnya harga minyak kedelai dan minyak mentah. Ditambah lagi, ekspektasi ekspor ke China meningkat.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Senin (20/11/2023), kontrak berjangka CPO untuk Desember 2023 turun 6 Ringgit Malaysia menjadi 3.803 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Januari 2024 melemah 1 Ringgit Malaysia menjadi 3.890 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Februari 2024 naik 3 Ringgit Malaysia menjadi 3.934 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2024 bertambah 10 Ringgit Malaysia menjadi 3.958 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO April 2024 terkerek 10 Ringgit Malaysia menjadi 3.955 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Mei 2024 meningkat 12 Ringgit Malaysia menjadi 3.939 Ringgit Malaysia per ton.
Pedagang minyak sawit David Ng mengatakan, kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di pasar Derivatif Bursa Malaysia berakhir lebih tinggi karena menguatnya harga minyak kedelai dan minyak mentah terus mengangkat sentimen,
“Pada saat yang sama, ekspektasi ekspor minyak sawit yang lebih tinggi ke China turut mendorong harga CPO yang lebih tinggi,” ungkapnya dikutip dari Bernama, Selasa (21/11/2023).
Kunjungan Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Fadillah Yusof ke China dari 12 November hingga 19 November menghasilkan komitmen negara tersebut untuk meningkatkan impor minyak sawit menjadi 3,4 juta ton tahun depan, naik dari perkiraan sebelumnya. 3,14 juta ton sejauh ini. China telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia selama 14 tahun terakhir.
“CPO bergerak pada support di level 3.850 Ringgit Malaysia dan resistance di 4.100 Ringgit Malaysia,” kata Ng.
Sumber: Investor.id