Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
METRO SULTENG – Bukan hanya konsern dalam mengurus bisnis perkebunan semata, namun PT Agro Nusa Abadi (ANA) juga sangat peduli dengan kondisi yang terjadi di sekitarnya, terutama di masyarakat.
Saat ini, salah satu aspek yang menjadi perhatian PT ANA di bidang kesehatan adalah penurunan angka stunting di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Sebab, desa-desa yang berada di sekitar lingkar perkebunan PT ANA juga ditemukan kasus stunting.
“Ada 6 desa yang berada di lingkar kebun kelapa sawit yang dikelola PT ANA. Di 6 desa itu ditemukan ada kasus stunting. Termasuk di desa saya,” kata Sarludin Lauende, selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bungintimbe, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara.
Selain pemerintah, pemerintah daerah dan beberapa stakeholder berperan aktif dalam penurunan stunting di Morowali Utara, PT ANA juga tidak tinggal diam.
Anak perusahaan Astra Agro Lestari (AAL) Tbk ini ikut terlibat mendorong penurunan angka stunting di Morowali Utara.
“Saya melihat PT ANA terus peduli dan komitmen memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat di sekitar perusahaan,”ujar Sarludin.
Saat turun lapangan, PT ANA menggandeng puskesmas dan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Dengan begitu, 8 aksi integrasi stunting bisa dilakukan secara bersama-sama atau terintegrasi.
“Turun sama-sama petugas kesehatan ke desa yang berada di lingkar kebun,” kata Ketua BPD Bungintimbe.
Sarludin menyatakan butuh kepedulian dari semua pihak terutama orang tua dalam menangani stunting. Demikian halnya di Morowali Utara, peran orang tua harus didorong lebih maksimal.
“Selain peduli terhadap prevalensi stunting, PT ANA juga turut berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan. PT ANA benar-benar komitmen dengan penyaluran program CSR-nya,” katanya.
Hal senada disampaikan ibu-ibu yang terlibat dalam sosialisasi penanganan stunting dan ibu hamil di Morowali Utara. Kata mereka, materi yang disampaikan saat training kader posyandu di desa adalah tentang tumbuh kembang bayi dan balita, kesehatan ibu hamil dan janin.
“Yang datang sosialisasi pihak puskesmas yang disertai pihak PT ANA dan petugas/kader posyandu,” kata Nata Alfariza, salah seorang ibu penerima bantuan program penurunan angka stunting dari PT ANA.
Dalam penanganan stunting, para ibu di desa lingkar kebun menerima bantuan PMT (pemberian makanan tambahan) rutin setiap bulan dari PT ANA. Kegiatan PMT dilaksanakan di aula masing-masing desa. PMT yang diberikan variatif setiap bulannya.
Paket bantuan stunting yang diserahkan PT ANA berupa vitamin, susu, dan PMT telur. Paket ini diserahkan mulai Mei 2023 lalu.
“Kami berterima kasih. Semoga program ini terus berlanjut,” kata Nata Alfariza yang diketahui asal Desa Bungintimbe.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Morowali Utara melaporkan bahwa prevalensi stunting pada anak balita di kabupaten tersebut telah menurun secara signifikan.
Pada tahun 2021 angkanya 24% dan menjadi 12,9% pada 2022. Pencapaian ini melebihi target nasional 14%.
Dan pencapaian Kabupaten Morowali Utara tersebut telah dievaluasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
Evaluasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bertujuan guna memastikan bahwa 8 aksi konvergensi penurunan stunting yang dilakukan di Morut pada 2022, sudah terlaksana dengan baik sejak perencanaan hingga pelaporan.
Bupati Morowali Utara, Delis J. Hehi, menyatakan bahwa pihaknya serius dalam mengatasi stunting dan telah melakukan beberapa inovasi untuk menekan angka stunting di Kabupaten Morowali Utara. ***
Sumber: metrosulteng.com