Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Kukar — Perusahaan perkebunan kelapa sawit area Kalimantan Timur yakni PT Waru Kaltim Plantation (WKP), PT Sukses Tani Nusasubur (STN), PT Borneo Indah Marjaya (BIM), PT Palma Plantasindo (PPS), PT Sumber Kharisma Persada (SKP), PT Cipta Narada Lestari (CNL), PT Subur Abadi Plantation (SAP), PT Karyanusa Eka Daya (KED) mengikuti kegiatan Jambore Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Provinsi Kalimantan Timur di Coconut Beach Resort, Jl Balikpapan – Handil 2 Kabupaten Kutai Kartanegara, Kecamatan Samboja Teluk Pamedas, Kalimantan Timur pada selasa-Jumat (27/02-01/03/24).
Dalam kegiatan tersebut dihadiri berbagai pihak seperti Dra. Sri Wahyuni, M.PP, Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro M,sc, Direktur Perlindungan Perkebunan Di Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, Ahmad Muzzakir, ST, M.Si, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Asmirilda, Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir pihak internal perusahaan yakni Anggy Setiawan, Fire Management PT STN, Ibnu Suyud, Fire Management PT BIM, Wahyudi, Fire Management PT BIM, Marsudi, Fire Management PT PPS, Seto Adi Wibowo, Fire Management WKP, Elberto Tarigan Fire Management PT SKP, Miftah Almabrur, Fire Management PT SKP, Slamet Sugono, Fire Management PT KED, Eko Yulianto, Fire Management PT SAP, Kasmir, KTPA Binaan PT BIM, Tiyono, KTPA Binaan PT BIM, Syahudin, KTPA Binaan PT BIM, Junaidi, KTPA Binaan PT BIM, Deddi Mulyadi, KTPA Binaan PT STN, Tambah, KTPA Binaan PT WKP, Mulyadi, KTPA Binaan PT KED, Yuliansyah, KTPA Binaan PT KED.
Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro M,sc, Direktur Perlindungan Perkebunan Di Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, mengatakan jika kegiatan Jambore ini menjadi bentuk pencegahan yang baik dimana ditambahkan pengetahuan tentang pengendalian kebakaran lahan dan kebun sehingga bisa meningkatkan pengetahuan para peserta.
“Untuk membakar itu cukup mudah hanya bermodalkan 1 liter bensin ditambah sebatang korek api, tetapi pencegahan serta kesadaran masyarakat dalam membuka lahan dan kebun tanpa membakar itu memang cukup sulit,” tegas Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro M,sc.
Ahmad Muzzakir, ST, M.Si, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur juga menambahkan jika jumlah KTPAnya akan terus bertambah hingga 2030.
“Jumlah KTPA sampai akhir tahun 2023 sejumlah 164, program KTPA akan terus ditambah menjadi 300 KTPA sampai tahun 2030,” ucap Ahmad Muzzakir, ST, M.Si.
Jambore ini bertujuan untuk mengumpulkan kelompok Tani Peduli Api (KTPA) bersama dengan dinas pertanian, perkebunan, instansi pemerintah, termasuk Babinsa serta perwakilan perusahaan besar swasta dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kegiatan ini mencakup pelatihan pencegahan kebakaran lahan dan kebun serta membentuk forum komunikasi KTPA yang pertama di Kalimantan Timur dan di Indonesia.
Ibnu Suyud, Fire Management PT BIM, mengatakan dari 164 jumlah KTPA di Kalimantan timur, baru 50 KTPA yang bermitra dengan perusahaan besar swasta, dan 15 diantaranya menjadi mitra dari anak perusahaan.
“Di tahun 2024 ini, kita akan melakukan penambahan lagi 2 KTPA di PT BIM dan 2 KTPA di PT KED untuk mendukung program tahun 2030 menuju 300 KTPA,” ucap Ibnu Suyud.
Anggy Setiawan, Fire Management PT STN, berharap dengan adanya kegiatan jambore dan forum komunikasi KTPA ini bisa menambah semangat para pengendali kebakaran lahan dan kebun di lapangan, meningkatkan kegiatan pencegahan serta kewaspadaan terhadap kebakaran di wilayah masing – masing.
Dra. Sri Wahyuni, M.PP, Sekda Provinsi Kalimantan Timur, juga menambahkan “Semoga jambore yang pertama kali ini bukan menjadi yang terakhir, harus diadakan kembali setiap tahunnya karena mendukung program pemerintah dalam pengendalian kebakaran lahan dan kebun,” Tutupnya. (*)
Sumber: Nomorsatuutara.id