Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Pangkalan Bun – Buah anggur menjadi buah yang mewah bagi sebagian masyarakat di Kalimantan, dengan pengembang biakan yang belum terlalu banyak membuat buah anggur menjadi relatif lebih mahal dibanding dengan buah lainnya.
Kelompok Tani Sekar Arum kolaborasi dan Dasawisma PKK Desa Kebun Agung dengan PT Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP) mendorong pengembangan budidaya buah anggur bersama masyarakat setempat
“Usaha produktif seperti ini menjadi kegiatan positif bagi warga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga. Selain menambah penghasilan, program ini juga mengaktifkan paguyuban untuk saling berbagi hobi, bahkan menjadikan hobi menjadi tambahan pemasukan,” tutur Ketua Kelompok Tani Sekar Suwarnik.
Suwarnik menambahkan selain bercocok tanam buah anggur, mereka memanfaatkan lahan yang terbatas dengan menggunakan metode hidroponik untuk budidaya sayuran seperti sawi dan selada.
Melalui kolaborasi bersama PT GSPP, mendorong masyarakat dalam pemenuhan pangan serta peningkatan nilai ekonomis dengan cara yang sederhana dan pendayagunaan lahan yang kecil.
Pembinaan masyarakat menjadi salah satu program utama PT GSPP untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Administratur PT GSPP Reza mengungkapkan program ini merupakan bentuk komitmen berkelanjutan perusahaan untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.
Dengan dukungan penyediaan alat-alat pertanian dan bibit, Reza berharap pengembangan budidaya buah dan sayuran bisa menjadi alternatif bisnis yang berkelanjutan.
Tidak hanya bernilai ekonomis, budidaya pertanian juga bisa mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan nasional. Melalui kelembagaan pertanian, antar anggota dapat bertukar informasi terkait pengembangan dan budidaya tanaman, sehingga kegiatan ini bisa sustain atau terus berjalan sebagai alternatif pendapatan masyarakat,” ungkap Reza.
Sumber: Kalteng.co