Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Emiten perkebunan sawit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) konsisten dalam melaksanakan program peremajaan sawit (PSR). AALI menyatakan rata-rata realisasi replanting mencapai 4.000 hingga 5.000 hektare (ha) setiap tahun sejak program ini dirilis pada tahun 2016.
“Kami konsisten melakukan replanting setiap tahun di kisaran 4.000-5.000 hektare per tahun,” kata Vice President Investor Relation & Public Affairs, Astra Agro Lestari, Fenny Sofyan saat dihubungi Kontan, Minggu (12/5).
Fenny mengakui pentingnya menunaikan kewajiban peremajaan sawit guna meningkatkan ketahanan industri sawit. Pasalnya, jika sawit tidak berada di fase prime production age. Maka akan berpengaruh pada hasil produksi sawitnya.
“Tentu saja usia pohon besar dampaknya pada produktivitas optimal pohon. Semakin tua maka pohon semakin berkurang produktivitasnya,” ujar Fenny.
Lebih lanjut, kata dia, untuk melakukan replanting tidak ada standar khusus. Namun replanting ideal dilakukan pada pohon sawit yang berusia 25 tahun. Pasalnya itu adalah usia produktif untuk pohon sawit
“Tidak ada usia ideal usia replanting namun memang di 25 tahun tanaman akan digolongkan sebagai tanaman tua yang harus dipertimbangkan untuk direplanting,” ujarnya.
Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa proses peremajaan bisa dilakukan di atas usia 25 tahun. Tentunya dengan pertimbangan kuantitas produksi nasionalnya.
“Namun, apakah bisa lebih? Tentu bisa. Ada beberapa pertimbangan replanting yg berkaitan dengan bisnis dimana replanting itu bagus buat masa depan (meningkatkan produksi di 3-5 tahun mendatang) tapi harus dipertimbangkan juga kalau di masa sekarang adalah kuantitas produksi nasionalnya,” ungkapnya.
Untuk itu, astra agro lestari berkomitmen untuk terus menjaga tingkat produktivitas nasional dan melakukan pengoptimalan dalam hal utilisasi pabrik.
“Jadi kita juga perusahaan harus menjaga agar produktivitas nasional tetap stabil dan utilisasi pabrik tetap optimal (karena kalau replanting artinya tanaman tidak bisa menghasilkan dalam 3-5 tahun kan),” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan rata-rata realisasi program PSR baru mencapai 50.000 hektare (ha) setiap tahunnya sejak program ini dirilis pada tahun 2016.
“Dan ini kurang dari 30% dari target yang waktu itu dicanangkan Presiden sebesar 180.000 ha per tahun,” kata Airlangga dalam Rakornas Rencana Aksi Perkebunan Sawit Berkelanjutan, Kamis (28/3).
Secara total, realisasi program replanting sawit ini baru mencapai 331.007 ha sejak program ini diluncurkan. Padahal, PSR memiliki target luasan 180.000 ha setiap tahunya di 21 provinsi sentral penghasil kelapa sawit.
Sumber: Industri.kontan.co.id