Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
SINGKIL – Pantai Singkil Lama terik saat siang, namun deretan pohon bakau memberikan keteduhan khususnya bagi masyarakat di desa sekitar.
Matahari menembus ranting kering bakau yang rapat, menerangi berbagai biota laut yang berkumpul di sekitar akar mengambang di air payau.
Ikan-ikan melintas di setiap sisi jalan setapak yang dikelilingi dedaunan bakau.
Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan untuk mencapai kawasan mangrove di Pantai Singkil Lama.
Desa tersebut merupakan salah satu desa yang mendapatkan manfaat besar dari adanya bakau yang sudah ditanam bertahap sejak 2018 lalu oleh anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, yaitu PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB).
Pada 2018, ketika Kabupaten Aceh Singkil mengalami perkembangan yang pesat, PT PLB menggaet Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Singkil untuk berkomitmen melakukan keberlanjutan penanaman bakau, sekaligus membina Kelompok Tani Hutan Payau Teluk Bayu (KTHPTB).
Kelompok tani ini dibina untuk mengelola bakau, selain sebagai pelatihan bertani juga sebagai pemberi mata pencaharian mereka.
Hutan mangrove sendiri mampu memulihkan keseimbangan ekosistem pesisir, lalu sebagai tempat berkembangnya kawasan lindung biota laut seperti ikan, kepiting dan kerang, yang mana biota tersebut dapat dipanen untuk dikonsumsi atau bahkan dijual oleh masyarakat sekitar sebagai mata pencahariannya.
Tak hanya itu, hutan mangrove ini juga memberikan kesempatan bagi warga sekitar untuk memanfaatkannya sebagai tempat wisata akhir pekan dan kegiatan lainnya.
Saat ini telah tumbuh lebih dari 40.000 batang bakau, bahkan sudah banyak yang mencapai tinggi lebih dari 4 meter.
Penanaman terakhir dilakukan oleh PT PLB dan DLH pada tahun 2023 sebanyak 5.500 pokok mangrove, yang manfaatnya dirasakan tidak hanya bagi manusia tapi juga bagi lingkungan dan keanekaragaman hayati disekitarnya.
Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 22 Mei 2024 ini, Community Development Area Manager Aceh Riduan Manik, kembali menggaungkan komitmen rehabilitasi atau penanaman lanjutan bakau dengan memberikan bibit-bibit mangrove baru kepada KTHPTB.
Hal ini sebagai peran aktif perusahaan terhadap pembangunan dan kesejahteraan bangsa yang salah satunya menciptakan kembali fungsi hayati tanaman.
“Program keberlanjutan penanaman bakau ini selain menyasar pada terciptanya keseimbangan hayati, juga sebagai bentuk aktif perusahaan yang bersinergi dengan program pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup serta masyarakat setempat, yaitu melalui pembinaan kepada kelompok tani” jelas Riduan.
Hal senada disampaikan oleh Assistant Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLB, Catur Wibowo, dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati ia sengaja menyebrang pantai mengunjungi KTHPTB di pantai Singkil Lama.
Di sana KTHPTB sedang melakukan aktivitas mengelola area yg akan direhabilitasi mulai dari pembibitan, penanaman, dan perawatan untuk persiapan penanaman lanjutan yang rencananya akan dilakukan pada 2024 ini.
“Seperti yang sudah digaungkan sejak tujuh tahun silam, salah satu tujuan kami menanam bakau di pantai Singkil Lama ini adalah sebagai perlindungan jalan alternatif di Singkil,”
“Rencana kami selanjutnya yaitu pada tahun 2024 sebanyak 5.000 bakau yang akan ditanam untuk mencapai target 50.000 bakau, sampai seluruh jalan alternatif ini dipenuhi oleh hutan mangrove,” papar Catur.
Selain memiliki akar yang efisien dalam melindungi dampak pengikisan tanah, hutan mangrove dapat meminimalisir dampak banjir yang rentan melanda pesisir pantai.
Mangrove juga berfungsi sebagai penahan abrasi dengan mampu menahan air laut, mencegah erosi daratan yang mampu memperbaiki kondisi pesisir, serta kekuatan terbesarnya yaitu kemampuan dalam menangkap dan menyimpan karbon.
PT PLB berkomitmen untuk tetap melakukan bisnis yang mengutamakan keseimbangan ekosistem dan menjaga harmonisasi dengan masyarakat melalui public contribution roadmap dengan berbagai program CSR yang berbasis pada empat pilar utama yaitu Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, dan Lingkungan.
Sumber: Aceh.tribunnews.com