Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Program mandatori biodiesel yang dilaksanakan pemerintah cukup sukses. Kebijakan pencampuran energi fosil dengan minyak sawit yang telah mencapai bauran hingga 35 persen ini terbukti membawa manfaat ganda.
Manfaat tersebut, di antaranya penghematan anggaran karena berkurangnya beban impor minyak bumi dan mendukung penurunan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan bahan bakar nabati yang ramah lingkungan.
Dikutip dari Deutsche Welle (DW), Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo menyampaikan, bahan bakar nabati berbasis sawit adalah yang paling rendah emisi.
“Untuk saat ini, secara keekonomian dan produktivitas bahan bakar nabati berbasis sawit adalah yang paling reliable dan rendah emisi,” kata Edi melalui keterangan persnya, Jumat (31/5/2024).
Adapun Grand Strategi Energi Nasional hingga 2040 berupa pemanfaatan biofuel ditargetkan mencapai sebesar 15,2 juta kiloliter (KL). Dari angka tersebut, biodiesel ditargetkan mencapai 11,7 juta KL.
Di samping itu, pemanfaatan biofuel sebagian besar akan berbasis crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah, termasuk pemanfaatan green fuels, seperti green diesel, green gasoline, dan bioavtur.
Hal ini disebabkan karena potensi CPO yang sangat besar dan karakteristiknya yang mirip dengan bahan bakar berbasis fosil.
Pengembangan energi baru dan terbarukan ini menjadi relevan bukan hanya karena Indonesia adalah produsen CPO terbesar dunia, tetapi juga karena karakteristik dari kelapa sawit yang sesuai untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku energi terbarukan.
Bahkan, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyimpulkan, dibandingkan minyak nabati lain, minyak sawit adalah minyak yang paling memungkinkan diolah menjadi energi.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan, hasil penelitian dan pengukuran yang dilakukan oleh tim energi terbarukan BRIN menunjukkan bahwa minyak sawit merupakan bahan yang paling memungkinkan untuk dikembangkan.
“Ada tiga faktor yang menjadikan minyak sawit potensial, yaitu kesiapan bahan baku; kesiapan teknologi dan hilirisasi; serta kebijakan pemerintah baik dari segi insentif, pendanaan, dan investasi,” kata Yudhistira.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung menegaskan, kebijakan pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati sudah on the right track.
Tungkot pun setuju jika basis penggunaan minyak sawit sebagai bioenergi bisa diperluas, tidak hanya biodiesel, tetapi juga menghasilkan produk energi lainnya seperti green fuel atau bioavtur.
“Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif memiliki manfaat yang besar bagi lingkungan dan ekonomi, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, meningkatkan kemandirian energi nasional, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ucap Tungkot.
Menurutnya, untuk mencapai potensi penuh dari pengembangan biodiesel di Indonesia, diperlukan kerja sama antara pemerintah, produsen biodiesel, serta masyarakat dalam mengatasi kendala-kendala yang masih ada.
Selain itu, perlu diperkuat juga dengan regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan
“Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin tinggi, maka upaya-upaya untuk mengembangkan energi terbarukan harus terus dilakukan bersama oleh pemerintah, produsen biodiesel, serta masyarakat,” tuturnya. (Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan, A P Sari)
Sumber: Nasional.kompas.com