Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
PT Astra Agro Lestari Tbk berkomitmen untuk menerapkan prinsip sustainability atau keberlanjutan dalam berbisnis. Salah satunya dengan terus mendorong penggunaan pupuk dari bahan organik bernama Astemic. Pupuk hayati ini mampu mereduksi pupuk kimia hingga 25%. Fenny Sofyan, VP investor relation and public mengatakan, pupuk Astemic berasal dari bahan organik yang ketersediaannya melimpah di Indonesia.
Bahan baku Astemic diperoleh dari lahan-lahan perkebunan Astra Agro serta endofit yang berasal dari dalam tanaman kelapa sawit. Menurut Fenny, pupuk Astemic yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan internal, bakal diaplikasikan di 53 ribu hektar lahan mineral kebun sawit yang dikelola Astra Agro.
“Efisiensinya bisa mencapai 660.000-an/ha/tahun untuk estimasi di 2024,” kata Fenny Sofjan di Jakarta, Kamis 20 Juni 2024.
Proses penemuan Astemic tidak sebentar. Tahap uji coba dan uji lapangan dilakukan selama 7 tahun, dimulai tahun 2016 hingga 2023. Pupuk hayati umumnya digunakan pada komoditas hortikultura. Kemudian diadaptasi untuk tanaman tahunan seperti kelapa sawit.
Prosesnya diawali dengan eksplorasi mikroba di lahan perkebunan Astra Agro, selanjutnya dilakukan seleksi mikroba untuk mendapatkan mikroba potensial dan mudah dikembangkan. Formulasi dilakukan hingga terbentuk konsorsium mikroba Astemic.
Uji kualitas dan performa pupuk Astemic dilakukan baik pada tahap bibitan, TBM (tanaman belum menghasilkan), TM (tanaman menghasilkan) hingga tanaman tua (>20 thn).
Hasilnya diperoleh formula dan prosedur aplikasi Astemic yang mudah dan tepat guna untuk aplikasi di lapangan. Setelah dilakukan uji produk, Astemic memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) merek dagang yang kemudian didaftarkan ke Kementerian Pertanian untuk mendapatkan izin edar. Selain membantu mengoptimalkan penyerapan hara ke tanaman kelapa sawit, pupuk Astemic juga efektif mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dari sisi agronomis, Astemic membantu menghambat infeksi penyakit ganoderma yang menjadi momok menakutkan di perkebunan sawit.
Sumber: Sawitku.id