Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Jakarta – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) optimistis dapat mewujudkan target pemerintah untuk mencapai Sawit Emas 2045 dengan produksi crude palm oil (CPO) sebanyak 100 juta ton per tahun.
Ketua Bidang Agro Industri GAPKI Rapolo Hutabarat mengatakan target tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menyelesaikan tantangan yang selama ini menghambat petani swadaya.
“Sebenarnya sangat sederhana, barangkali luas lahan yang ada sekarang kalau dipotret kembali mungkin sudah 20 juta hektare dengan produktivitas 5 ton saja sudah selesai 100 juta ton,” kata Rapolo, Kamis (20/6/2024).
Rapolo menerangkan bahwa target 100 juta ton pada tahun 2045 tidak sulit diwujudkan jika dukungan pertanian berupa ketersediaan bibit bersertifikat dengan harga terjangkau, kelancaran pupuk bersubsidi bagi petani sawit, dan menerapkan praktik pertanian yang baik.
Adapun, saat ini rata-rata produktivitas minyak sawit nasional sebanyak 3-4 ton per hektare per tahun, sementara produktivitas petani swadaya masih di bawah 3 ton per hektare per tahun.
“Itu bisa kita capai dengan menerapkan 3 poin tadi tidak sulit bagi Indonesia sebenarnya, mungkin sebelum 2045 sudah bisa kita capai,” tuturnya.
Dalam catatannya, produksi minyak sawit oleh perusahaan swasta itu saat ini sudah mencapai 6-7 juta ton per hektare per tahun dengan luas existing 16,38 juta hektare.
Sementara itu, area lahan sawit yang dimiliki petani ada seluas 6,5 juta hektare. Menurut Rapolo, jika 3 tantangan produktivitas tersebut diselesaikan maka Indonesia dapat menambah produksi 16 juta ton per tahun.
Untuk diketahui, berdasarkan data GAPKI produksi CPO pada tahun mencapai 50,07 juta ton atau naik 7,15% dari tahun 2022 yang mencapai 46,73 juta ton.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika menyepakati pentingnya peningkatan produktivitas, khususnya petani swadaya di area lahan sawitnya.
“Bisa dilakukan melalui peningkatan produktivitas utamanya oleh petani swadaya yang porsinya cukup besar sekitar 42% data GAPKI, kalau itu ditingkatkan 2% bisa tinggi sekali, bisa bertambah 20 juta,” kata Putu di sela-sela agenda FGD Strategi Lanjutan Akselerasi Hilirsasi CPO.
Di sisi lain, Kemenperin tengah menggodok peta jalan hilirisasi industri kelapa sawit untuk pengembangan nilai tambah industri. Adapun, saat ini terdapat 250 produk turunan hasil hilirisasi CPO.
Putu mencatat nilai ekonomi sektor kelapa sawit hulu-hilir nasional sendiri mencapai lebih dari Rp750 triliun per tahun, setara dengan 3,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2023 yang mencapai Rp20.892 triliun.
“Apabila nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya di-take out dari total nilai ekspor nasional, maka terjadi ketimpangan neraca perdagangan,” jelasnya.
Sumber: Ekonomi.bisnis.com