Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Pekanbaru – PT Kimia Tirta Utama (PT KTU), anak usaha Astra Agro yang beroperasi di Koto Gasib, Kabupaten Siak, menjadi tuan rumah pelatihan komoditas kelapa sawit berkelanjutan.
Kunjungan di PT KTU ini merupakan bagian dari rangkaian panjang pelatihan yang diselenggarakan sejak 22 Juni hingga 2 Juli 2024, yang diadakan Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Kementerian Keuangan.
“Informasi dan ilmu yang didapatkan langsung dari kebun sawit ini sangat penting,” kata Lucas Nardy de Vasconcelos Leitao kepada media di lokasi kunjungan. Terutama, menurut partisipan dari Kementerian Luar Negeri Brazil ini, hasil kunjungan itu penting untuk ia bagikan di negaranya yang juga memiliki potensi industri kelapa sawit.
Lucas memang mengaku bahwa selesai mengikuti program capacity building tersebut, ia ingin turut membagikan pengalaman dan mengembangkan wawasan para pelaku kebun sawit di Brazil. Menurutnya, kunjungan ke kebun sawit di Riau ini sangat bagus. Dari sini, menurutnya, bisa menjadi bahan perbandingan dan evaluasi kebun sawit di negaranya.
Seperti yang disampaikan Staf Ahli Kementerian Luar Negeri, Adam Mulawarman Tugio, kegiatan ini juga terkait dengan sosialisasi agar banyak pihak yang lebih memahami industri kelapa sawit. Selama ini, banyak pihak di luar negeri membatasi ekspor kelapa yang disebabkan oleh pemahaman keliru bahwa manajemen kelapa sawit tidak dilakukan secara berkelanjutan.
Dengan adanya dukungan dari negara-negara peserta, yang juga merupakan eksportir komoditas, diharapkan kebijakan berkelanjutan dapat diterapkan secara lebih luas.
“Kesempatan ini merupakan hal yang baik untuk kita semua, mereka bisa belajar apakah ini bisa diterapkan di negara masing-masing. Dengan begitu kita juga memiliki lebih banyak kawan ketika ada pembahasan isu ini di forum internasional,” ujarnya.
Di PT KTU, para partisipan diajak melihat secara langsung praktik-praktik pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta diajak meninjau area-area konservasi dan pabrik PT KTU. Seluruh peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, seperti peneliti, pengambil kebijakan, pelaku usaha, dan diplomat itu terlihat serius mengikuti dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh tim PT KTU.
Selama peninjauan, peserta diberi kesempatan untuk bertanya, terutama mengenai penanganan air di lahan gambut serta mekanisme, perlengkapan dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Tak jauh berbeda dengan antusiasme peserta dan keinginan untuk membagikan pengetahuannya ke negara masing-masing, Endro Prastowo, Direktur Operasional Area Riau Astra Agro, juga berharap agar informasi serta praktik berkelanjutan yang didapat dari PT KTU dapat menjadi inspirasi. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini peserta bisa mempelajari praktik pengelolaan kebun kelapa sawit secara berkelanjutan dan bisa menyampaikan informasi ini saat mereka kembali ke negara masing-masing,” ujarnya.
Apalagi, menurut Endro, kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memberi dampak positif untuk masyarakat serta lingkungan.
Sumber: Riau.antaranews.com