Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
TANA PASER – Pekan lalu, pada 11 hingga 12 Juli 2024, Kaltim Post berkesempatan melihat suasana kerja dan kompleks perumahan anak perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Astra Agro Lestari (AAL), yaitu PT Borneo Indah Marjaya (BIM) dan PT Palma Platasindo (PPS) di Kabupaten Paser.
Lokasinya berada di Desa Laburan, Kecamatan Paser Belengkong, sekitar satu jam dari ibu kota Kecamatan Tanah Grogot. Selama dua hari berkeliling perkebunan dan kompleks perumahannya, banyak pengetahuan baru yang didapat.
Salah satu metode unik yang diterapkan perusahaan adalah memanfaatkan burung hantu (Tyto Alba) sebagai pengendali hama tikus. Ini menjadi alternatif pengendalian yang prospektif bagi perkebunan kelapa sawit, termasuk bagi PT BIM-PPS.
Untuk meningkatkan efektivitas, perusahaan meningkatkan populasi Tyto Alba dengan menempatkan satu pasang burung hantu dan satu sarang di setiap 20 hektare. Saat ini, PT BIM memiliki 286 sangkar burung hantu aktif dengan total populasi 490 ekor. Sedangkan di PT PPS, terdapat 188 sangkar aktif dengan populasi burung hantu sebanyak 230 ekor.
Budidaya burung hantu di PT BIM-PPS juga menjadi salah satu yang sukses di grup AAL. Perusahaan perkebunan lainnya di grup AAL banyak mengikuti kesuksesan PT BIM-PPS dalam mengelola burung hantu.
Selain melihat budidaya burung hantu, Kaltim Post juga diajak mengunjungi kompleks perumahan PT BIM. Di sini, para istri pekerja yang tinggal di perumahan memiliki aktivitas produktif selain mengurus rumah tangga. Mereka mengelola sampah rumah tangga agar menjadi barang bernilai ekonomis dengan membangun bank sampah.
Target zero burning waste perusahaan perlahan terwujud. Tidak ada sampah yang dibakar. Sampah plastik diolah menjadi barang bernilai, sedangkan sampah organik digunakan sebagai kompos. Dijamin tidak ada sampah berserakan di kompleks perumahan. Semua terkelola dengan baik.
Kunjungan terakhir pada hari pertama adalah melihat Posyandu di perumahan. Meskipun berada di dalam kebun dan jauh dari Puskesmas, Posyandu di sini sangat lengkap fasilitas dan kesiapan kadernya.
Semua bayi dan balita di kompleks perumahan terjamin kesehatannya. Jadwal pengecekan setiap bulan juga selalu tepat waktu. Kader Posyandu memberikan banyak program kepada orang tua bayi. Jika perkembangan tumbuh kembang bayi paling cepat, maka akan diberikan reward.
Indikatornya dilihat dari berat badan bayi dan balita. Perkembangan tumbuh kembang bayi hingga balita sangat diperhatikan, sehingga orang tua bisa fokus bekerja.
Sumber: Kaltimpost.jawapos.com